Bandung (ANTARA News) - Sekitar 2.500 pedagang ayam di wilayah Bandung Raya diprediksi akan bangkrut atau gulung tikar terkait tingginya harga daging ayam di pasaran dalam kurun sebulan terakhir.
"Sekitar setengah dari pedagang daging ayam sudah gulung tikar. Sekitar 50 persen atau sekitar 2.500 pedagang sudah tidak jualan lagi," kata Ketua Divisi Perunggasan Pesat Jawa Barat Yoyo Sutarya, ketika dihubungi melalui telepon, Senin.
Menurut dia, pada pekan lalu harga daging ayam mencapai Rp40 ribu per kilogram namun hari ini terjadi penurunan sehingga harga per kilogramnya di kisaran Rp32 hingga 34 ribu.
"Jadi kenaikan harga yang cukup mahal ini berdampak langsung pada omzet pedagang seperti kami," katanya.
Yoyo menuturkan penurunan penjualan daging ayam pun drastis seperti sebelumnya per hari terjual sekitar 500 ekor dan saat ini hanya hanya 100 ekor.
"Para pedagang itu akhirnya banyak yang kembali ke kampung halamannya. Ada juga pedagang yang beralih menjual komoditi lain. Tapi banyak pedagang kecil yang akhirnya bangkrut," katanya.
Dikatakannya, pembeli akhirnya banyak yang beralih ke sayuran karena harganya jauh lebih terjangkau.
"Lalu konsumen juga banyak yang beralih ke ikan dan telur ayam," ujarnya.
Ia mengaku tidak habis pikir dengan tingginya harga daging ayam di wilayah Bandung Raya.
"Kami menduga ada permainan kartel dalam praktik perdagangan daging ayam.
Pihaknya menambahkan, jika ke depannya harga daging ayam masih terus naik maka pedagang ayam di Bandung Raya mengancam akan mogok berjualan.
"Memang Idealnya harga daging ayam itu di kisaran Rp27-28 ribu per kilogram. Dan sebetulnya sekitar 5 ribu pedagang daging ayam di kawasan Bandung Raya berniat mogok jualan hari ini. Tapi karena hari ini harga turun, kita tidak jadi mogok," ujar dia. (*)
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013