Magetan (ANTARA News) - Pihak kepolisian akhirnya turun tangan untuk menyelidiki penyebab meledaknya ketel penguapan Pabrik Gula Redjosari milik PT Perkebunan Nusantara XI di Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang menewaskan empat pekerjanya.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri cabang Surabaya yang dipimpin oleh AKBP Joko beserta empat anggotanya, sejak Senin siang sekitar pukul 14.30 WIB telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan hingga petang belum selesai. Kegiatan olah TKP dilakukan secara tertutup, bahkan pihak yang tidak berkepentingan termasuk wartawan dilarang masuk ke dalam pabrik.

"Setelah kejadian tersebut, tim dari Polres Magetan telah melakukan olah TKP. Namun karena tidak memiliki tim labfor kami mengundang tim Labfor Polda Jatim untuk ikut melakukan olah TKP sekaligus mencari tahu penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Pabrik Gula Redjosariekata," ujar Kapolres Magetan AKBP Riky Haznul, kepada wartawan, Senin.

Menurut dia, hasil sementara ledakan yang menewaskan empat pekerja tersebut, berasal dari lempengan "Bottom Cone Evaporator" atau corong pada tabung perebus air nira tebu yang jebol.

"Dari pemeriksaan sementara, yang jebol itu bukan ketel tapi lempengan Bottom Cone Evaporator. Tim masih menyelidiki penyebab pasti dan mengecek kualitas bottom cone tersebut," kata Kapolres.

Selain itu, tim polisi juga akan melakukan penyelidikan tentang kondisi dari Bottom Cone Evaporator tersebut. Apakah masih bagus apa tidak.

"Informasinya sudah dipakai sejak tahun 1988. Kami juga masih mendalami dugaan adanya kelalaian pihak pabrik dengan melanggar standar operasional prosedur (SOP) yang seharusnya dilakukan," terangnya.

Ia menambahkan, sampai saat ini Polres Magetan belum bisa menyimpulkan ada atau tidaknya unsur kelalaian dalam kejadian tersebut. Sejauh ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap enam orang dari pihak pabrik untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Sedangkan untuk tersangka, belum mengarah ke situ.

Sementara itu, pihak Pabrik Gula Redjosari mengaku jika perawatan mesin yang jebol tersebut dilakukan secara bertahap setiap tahun.

"Saat kejadian, mesin itu baru saja berhenti giling terencana atau BGT selama 10 jam dan dicek semua komponennya untuk proses giling. Apalagi perawatanya dilakukan setiap tahun sehingga sangat layak untuk dioperasikan," jelas Sekretaris PG REdjosari PTPN XI, Saiful Bahri.

Seperti diketahui, ketel penguapan gula di Pabrik Gula Redjosari, Kawedanan, Magetan, meledak pada Minggu (15/9). Akibat peristiwa tersebut, sembilan pekerja yang berada di sekitarnya tersiram air gula yang panas. Satu dari sembilan pekerja tersebut langsung tewas di lokasi kejadian dan lainnya terluka.

Delapan pekerja yang terluka, tiga orang lainnya hanya luka ringan sedangkan lima orang lainnya kritis akibat luka bakar yang mencapai 90 persen. Hingga akhirnya, tiga dari lima pekerja yang kritis tersebut meninggal setelah mendapat perawatan medis. Sehingga korban tewas menjadi empat orang.

Hingga kini dua pekerja luka kritis yang tersisa masih menjalani perawatan di RUSD dr Soetomo Surabaya dan RSU Lavalet Malang. Polisi juga masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013