Ini juga menjadi data penting bagi populasi burung air dunia

Gorontalo (ANTARA) - Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA) melakukan sensus burung air asia atau Asian Waterbird Census (AWC) di Danau Limboto Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, Minggu.

Kegiatan sensus burung air ini menjadi kegiatan tahunan yang selalu digelar oleh BIOTA dan berbasis jaringan kerja yang bersifat sukarela dengan melibatkan beberapa kelompok yang di dalamnya termasuk mahasiswa bertujuan untuk mengetahui populasi burung air di Danau Limboto.

"Ini juga menjadi data penting bagi populasi burung air dunia, karena data ini akan kita laporkan ke penyelenggara nasional yang kemudian dikompilasi dengan data-data dari berbagai negara," kata Sekretaris BIOTA, Rosyid Azhar.

Sebelum melakukan sensus, peserta diberikan pembekalan oleh pakar biodiversitas Iwan Hunowu terkait cara menggunakan teropong, membuat sketsa burung untuk memudahkan identifikasi jenis, menggunakan buku identifikasi burung, hingga jenis-jenis burung dan habitatnya.

Peserta kemudian dibagi dalam empat grup yang masing-masing didampingi oleh para pengamat burung dan mempraktikkan langsung di sekitar Danau Limboto.

Baca juga: Burung air belahan bumi utara bermigrasi di Cagar Alam Panua

Data temuan burung di kawasan danau tersebut dicatat, diidentifikasi, kemudian dibahas bersama seusai pengamatan dilakukan.

Kegiatan sensus burung air ini menjadi rujukan di tingkat lokal untuk mengetahui perkembangan populasi burung air, serta beberapa perubahan alam di Danau Limboto yang menyebabkan populasi burung air semakin berkurang.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama untuk mahasiswa. Mereka diajak untuk bisa memperhatikan danau, menghitung populasi burung air, dan menghitung kerentanan di lokasi pengamatan. Harapan kami Danau Limboto nyaman untuk ditempati dan menjadi habitat satwa liar serta bisa memberi daya dukung nelayan masyarakat Gorontalo," kata Rosyid.

BIOTA berkolaborasi bersama Kelompok Studi Lingkungan Archipelago Universitas Negeri Gorontalo, KSK PWK Schediasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, dan Lembaga Pers Mahasiswa Akurat Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, Young Birdwatcher Gorontalo, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo dan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Gorontalo, Harry Mimin Cottages, Universitas Gorontalo, Program Studi Konservasi Hutan (Konstans) Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo.

AWC 2024 merupakan bagian dari kegiatan internasional.

Baca juga: Mari menghitung burung air di sekitar kita

Penyelenggaraan di Indonesia dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands International Indonesia, Yayasan EKSAI, Burung Indonesia, Burungnesia dan Burung Laut Indonesia.

Sejak tahun 1986 Wetlands International Indonesia/Yayasan Lahan Basah telah mengkoordinasi pelaksanaan program AWC di seluruh Indonesia.

Data dan informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai rujukan estimasi populasi burung air secara global maupun untuk keperluan pengelolaan di tingkat nasional dan lokal.

Status sebanyak 871 jenis burung air dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya.

Di Indonesia, data populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa taman nasional penting, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership, serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi.

Baca juga: Pakar: Ekowisata penting bagi konservasi burung air di lahan gambut

Pewarta: Susanti Sako/Lifka Ismail
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024