"Nilai tukar rupiah bergerak melemah namun masih dalam rentang yang stabil seiring dengan pelaku pasar yang masih menilai positif kenaikan BI rate pada pekan lalu (12/9)," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Menurut dia, keputusan BI yang menaikkan suku bunga (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen dinilai pelaku pasar bahwa dampaknya dapat menahan sentimen negatif keuangan global.
Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan dolar AS terhadap yen Jepang dapat mengimbangi sentimen negatif dari revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI menjadi 5,5--5,9 persen dari sebelumnya 5,8--6,2 persen.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan investor yang sedang menyesuaikan posisi asetnya menjelang rapat kebijakan the Fed pada 17-18 September mendatang.
Ia mengharapkan sentimen global yang cenderung membaik paska pengunduran diri Lawrance Summers sebagai calon Ketua the Fed, dapat memberikan sentimen positif bagi pasar uang.
Sejauh ini pasar menganggap Summers akan mempercepat melakukan pengurangan stimulus keuangan the Fed.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.423 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.395/dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013