Tim Kerja UMPR telah melaporkan kembali beberapa saran perbaikan dokumen, sehingga diharapkan bisa terbit Surat Keputusan tentang Akuisiasi atau Penggabungan STIP-BB ke UMPR
Palangka Raya (ANTARA) - Penggabungan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Bunga Bangsa (STIP BB) ke Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) telah selesai sehingga kini total program studi di Kampus Swasta terbesar di Kalimantan Tengah itu menjadi 25 program studi (prodi).

Rektor UMPR Assoc. Prof.Dr.Muhamad Yusuf,S.Sos,MAP di Palangka Raya, Minggu, mengatakan penugasan dari Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek tentang penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Bunga Bangsa (STIP-BB) Palangka Raya ke UMPR sejak awal 2023 hampir rampung setelah dilakukan visitasi penyatuan kampus oleh Tim Kelembagaan Diktiristek pada 2 Februari 2024.

"Hasil visitasi ada beberapa catatan perbaikan, Tim Kerja UMPR telah melaporkan kembali beberapa saran perbaikan dokumen, sehingga diharapkan bisa terbit Surat Keputusan tentang Akuisiasi atau Penggabungan STIP-BB ke UMPR yang sekaligus bertambahnya 5 prodi baru di UMPR dan sudah bisa menerima mahasiswa baru pada semester ganjil 2024," katanya.

Baca juga: BPSDM Kalteng gandeng Fisipol UMPR dalam pengembangan SDM

Dia mengatakan, kebijakan Pemerintah Pusat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh lebih dari empat ribu yayasan swasta secara nasional dengan menggabungkan kampus-kampus di daerah juga berlangsung di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Hasil penggabungan tersebut menjadikan UMPR memiliki total 25 prodi, termasuk lima prodi baru yaitu Program Sarjana (S1) Psikologi, S1 Ilmu Hukum, S1 Manajemen, S1 Pendidikan Biologi, S1 Pendidikan Bahasa Inggris menambah dari prodi yang ada pada 8 fakultas termasuk dua Prodi S2 Magister Administrasi Publik, dan Prodi S2 Magister Pendidikan Dasar.

“Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak Kelembagaan Diktiristek Kemendikbudristek, LLDikti XI Kalimantan, Ketua Yayasan STIP-BB Suriyani,SE,MM dan Dr.(Kand) Istia,S.Pd,MAP serta Prof.Dr.Harun Joko Prayitno,MH dari Majelisdiktilitbang PP Muhammadiyah yang sejak awal menggagas hingga proses akhir penggabungan kampus yang terus mendampingi,” ucapnya.

Rektor UMPR Assoc.Prof.Yusuf juga menyampaikan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan proses pendirian Fakultas Kedokteran yang berlokasi di Kampus-2 UMPR di Kelurahan Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, sebagai upaya ikut penguatan program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dokter, khususnya di Kalimantan.

Pembukaan Prodi Kedokteran UMPR sudah masuk dalam agenda Majelisdiktilitbang PP Muhammadiyah bersama 5 kampus PTMA lainnya, dan progress Pendirian FK UMPR sudah mengajukan proposal dan surat rekomendasi Menteri Kesehatan RI yang segera menjadwalkan untuk menurun Tim Visitasi ke UMPR guna melihat persiapan pembangunan sarana dan prasarana seperti lab anatomi dan gedung perkuliahan standar pendidikan FK.

Baca juga: UPT KLHK Kalteng-UMPR kolaborasi kelola lingkungan berkelanjutan

Sementara itu, Ketua task force penggabungan yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset UMPR Assoc.Prof.Dr.Chandra Anugrah Putra,M.Pd menambahkan proses penggabungan kampus dimulai dari memperbaiki data pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) di STIP BB.

"Melalui program Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan-Peguruan Tinggi Swasta (APPP-PTS) ini telah mendapat pendampingan sampai pada dua tahap, monev, dan visitasi lapangan untuk mengidentifikasi kelengkapan guna penambahan lima prodi baru tersebut,” katanya.

Dia mengungkapkan, visitasi lapangan yang dilakukan, dari sisi SDM, sarana dan prasarana, dan penunjang lainnya. Setelah visitasi lapangan dilakukan maka pada bulan Maret akan diterbitkan SK dari kementerian terkait pengesahan lima prodi baru tersebut.

Tujuan akuisis ini, dalam rangka meningkatkan mutu dan kesehatan institusi tersebut. Penggabungan dilakukan karena adanya kesamaan visi antar-kedua PTS.

Dalam kondisi ini, operasional dan pengelolaan PTS yang digabungkan berada di bawah manajemen yang baru. Sehingga, diharapkan PTS yang digabungkan dapat berkembang baik secara akademik maupun non-akademik, termasuk dalam hal pembiayaan atau operasional penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Baca juga: 500 guru Palangka Raya ikut pendampingan anak berkebutuhan khusus

Menurut Candra Anugrah, terkait pelaksanaan akuisisi STIP pihaknya sudah siap dari berbagai sisi yang diperlukan. Seperti memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualifikasi guru besar dan sejumlah doktor, sarana dan prasarana.

“Termasuk sudah memiliki desain kurikulum berbasis Outcames Based Education atau OBE,” katanya.

Selain itu, sebut Candra, pihaknya sudah memiliki pola kemitraan internasional. Antara lain, dengan beberapa negara seperti Thailand, Malaysia dan India.

Sebelumnya, Kepala LLDikti Wilayah XI Kalimantan Dr Muhammad Akbar dikonfirmasi terkait penggabungan STIP Bunga Bangsa Palangka Raya ke UMPR menyatakan mendukung program tersebut.

“Dengan adanya penggabungan ini, izin operasional suatu PTS tetap berlaku, sehingga para mahasiswa tetap dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran tanpa ada rasa was-was,” pungkasnya.

Baca juga: Umpr penyelenggara program RPL perkuliahan singkat menjadi sarjana

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024