Jakarta (ANTARA News) - Polri bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara dan TNI untuk mengungkap kasus penembakan yang menewaskan Aipda Anumerta Sukardi.
"Bekerja sama dengan stakeholder lain, kami dapat pasokan intelijen dari BIN dan TNI," kata Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kasus penembakan Sukardi berbeda dengan beberapa kasus serupa yang terjadi sebelumnya.
"Kalau penembakan sebelumnya, pelaku sudah jelas, kami menunggu tim yang sudah dibentuk untuk melakukan penangkapan, tapi untuk kasus Sukardi, mohon untuk sabar," katanya.
Meski demikian, Timur optimistis pihaknya bisa mengungkap kasus tersebut. Keyakinan tersebut didasarkan pada keberhasilan pihaknya dalam mengungkap 90 persen kasus terorisme.
Namun, Kapolri mengakui bahwa proses penyelidikan kasus terorisme itu membutuhkan waktu yang lama.
Hingga saat ini Polri belum memutuskan apakah kasus Aipda Sukardi tergolong terorisme atau bukan.
"Sekali lagi kami masih melakukan langkah-langkah investigasi dari barang bukti yang ada hingga keterangan saksi," katanya.
Timur menambahkan saat ini tim penyidik Polri masih mendalami petunjuk-petunjuk yang didapat dalam kasus tersebut, berupa keterangan saksi mata maupun hasil investigasi labfor.
Sebelumnya Aipda Anumerta Sukardi tewas ditembak pengendara motor di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) sekitar pukul 22.20 WIB. Saat itu, Sukardi sedang mengawal enam truk bermuatan elevator parts.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013