Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, melemah nilainya sebesar 40 poin menjadi Rp11.420 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.380 per dolar AS.

Pelemahan terjadi menyusul langkah pelaku pasar uang yang sedang mengantisipasi keputusan bank sentral AS terkait dengan kebijakan stimulus keuangannya.

"Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS pada pagi ini seiring dengan investor yang sedang menyesuaikan dengan posisi asetnya menjelang rapat kebijakan The Fed pada tanggal 17-18 September mendatang," kata analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta.

Ia mengharapkan membaiknya sentimen global setelah pengunduran diri Lawrance Summers sebagai calon Ketua The Fed, dapat memberikan sentimen positif bagi pasar uang. Sejauh ini pasar menganggap Summers akan mempercepat melakukan pengurangan stimulus keuangan the Fed.

Menurut dia, dengan langkah kemundurannya itu, bank sentral AS diperkirakan tetap menjalankan kebijakan moneternya.

Namun, lanjut dia, di sisi lain investor juga masih dibayangi dengan tingginya inflasi domestik, defisit neraca perdagangan, dan perlambatan ekonomi Indonesia.

"Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.073-Rp11.520 per dolar AS pada hari ini," kata dia.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan bahwa sinyal positif dari perekonomian China diharapkan dapat mendorong produksi nasional ke depannya.

"Kalau China menggeliat, diharapkan menjadi sinyal kebangkitan bagi Indonesia, aliran modal asing berpotensi masuk ke Indonesia," kata dia.



Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013