Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan asal Singapura Brilliant Labs membuat kacamata pintar Frame yang dilengkapi dengan kekuatan artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) untuk bisa menganalisis secara visual objek yang dilihat.

Melansir The Verge, Sabtu, kacamata pintar Frame bisa digunakan untuk mengidentifikasi tengara yang dilihat, mencari informasi di website soal sepatu yang dilihat pengguna sampai pencarian informasi nutrisi makanan yang akan dikonsumsi. Informasi itu muncul di lensa.

Kacamata Frame dilengkapi dengan OLED mikro warna 640 x 400 piksel yang memproyeksikan cahaya melalui prisma di depan mata pengguna. Bidang pandang Frame seluas 20 derajat, yang tergolong kecil untuk kacamata augmented reality (AR) atau mixed reality.

Pengguna akan melihat teks atau gambar dalam kotak kecil.

Baca juga: BMW luncurkan kacamata pintar ConnectedRide untuk pengendara motor

Frame juga dilengkapi dengan kamera 1280 x 720, mikrofon, dan baterai 222mAh. Kacamata itu menjalankan sistem operasi khusus berbasis Lua yang sepenuhnya open source (sumber terbuka) dan ditenagai oleh CPU Cortex-M4F nRF52840.

Kacamata pintar Frame hadir dalam tiga warna, yakni hitam, abu-abu dan jernih yang bisa didapatkan melalui prapesan. Brilliant Labs juga memberikan opsi untuk kacamata resep, namun, harga naik dari 349 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp5,4 juta)menjadi 448 dolar AS (Rp6,9 juta).

Kacamata pintar bukanlah konsep baru, tetap,i tidak satupun yang menjadi benar-benar populer. Beberapa kacamata pintar yang diluncurkan tahun-tahun sebelumnya antara lain ialah Focals dari North, kacamata augmented-reality (AR) audio yang sekarang dihentikan oleh Bose, dan yang paling baru kacamata pintar Ray-Ban Meta, yang dilengkapi dengan fitur AI yang masih dalam versi beta.

Brilliant Labs merancang Frame sebagai perangkat open source (sumber terbuka) sehingga pengguna memiliki lebih banyak kebebasan untuk melakukan penyesuaian.

Frame dipasangkan dengan aplikasi Noa dari Brilliant Labs, yaitu asisten AI yang menggunakan OpenAI untuk analisis visual, Whisper untuk terjemahan, dan Perplexity untuk pencarian web. Penggunaan Noa secara gratis memiliki batas harian.

Oleh karena itu, Brilliant Labs berencana membuat opsi berlangganan Noa, tapi, masih belum ada informasi tentang berapa harganya. Kacamata tersebut juga bisa digunakan dengan aplikasi lain.​​​​​​​

Baca juga: Google pamerkan kacamata pintar masa depan berkemampuan AR

Baca juga: Xiaomi luncurkan kacamata Smart Glasses

​​​​​​​
Baca juga: Facebook luncurkan kacamata pintar, bisa ambil foto dan video pendek

Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024