New York (ANTARA) - Para pegiat kemanusiaan PBB pada Jumat (9/2) mengatakan mereka sangat prihatin dengan meningkatnya kerusuhan di sejumlah kota besar di Haiti, dengan 1.100 orang lebih telah terbunuh atau terluka sepanjang Januari tahun ini.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengutip Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk jumlah korban di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan kota-kota besar lainnya, yang merupakan angka tertinggi dalam dua tahun terakhir.

"Dalam beberapa hari terakhir, pecahnya kekerasan mematikan di tengah demonstrasi telah menyebabkan gangguan besar terhadap operasi kemanusiaan, yang memengaruhi rencana kami untuk menjangkau warga sipil yang membutuhkan, terutama mereka yang berada di tempat pengungsian," kata OCHA.

"Ada lebih dari 313.000 orang yang mengungsi di seluruh negara itu."

Para aktivis kemanusiaan mengatakan bahwa pemblokiran jalan dan pembatasan pergerakan berdampak pada pekerja kesehatan dan mengancam akses ke layanan sosial yang penting.

Kesulitan mengakses jalan dan pelabuhan juga memengaruhi pengiriman bantuan yang dapat menyelamatkan jiwa.

"Satu organisasi kemanusiaan di Departemen Sud juga dijarah, yang akan berdampak besar pada operasinya dalam beberapa hari mendatang," kata kantor tersebut.

Selain itu, para aktivis kemanusiaan mengatakan bahwa lebih dari 1.000 sekolah di seluruh negara itu, termasuk di Port-au-Prince dan daerah perkotaan lainnya, ditutup sementara pada pertengahan Januari karena demonstrasi antigeng yang sedang berlangsung.

OCHA mengatakan kekerasan di Haiti telah menyebabkan harga bahan makanan naik hingga hampir 25 persen. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024