Padang, (ANTARA News) - Pulau Sumatra hampir masuk daftar merah, sebagai kawasan lingkaran paling berbahaya kerusakan hutannya di dunia berdasarkan penilaian badan PBB Unesco.
"Kesimpulan itu berdasarkan hasil pertemuan Unesco di Lithuania, Juli 2006," ujar Menteri Kehutanan RI, M.S Ka`ban di Padang, Sabtu (5/8).
Menurut pengamatan badan dunia tersebut, karena sepanjang Pulau Sumatra telah terjadi pengrusakan ekosistem dan ekologi hutannya termasuk keberagaman kekayaan flora dan fauna.
Atas kesimpulan itu, pemerintah Indonesia mengelak dan menyampaikan argumentasi bahwa negara ini tengah serius membenahi pengelolaan hutan Sumatra, termasuk melakukan gencar operasi besar-besaran terhada ilegal loging (penebangan liar).
Menurut Ka`ban, dalam pertemuan itu Indonesia berhasil meyakinkan dunia, bahwa pemerintah negara ini tercatat yang paling serius memberantas ilegal loging.
"Dunia pun mengakui bahwa pemberantasan ilegal loging paling serius adalah di Indonesia saat ini," tegasnya.
Fakta lain yang disampaikan Indonesia, bahwa di Pulau Sumatra telah banyak bertambah taman nasional sebagai bentuk keseriusan menjaga kelestarian alam dan segala isinya.
Taman Nasional (TN) yang baru itu seperti, TN Bukit Barisan Selatan di Lampung, TN Gunung Lauser di TN Tessa Nillo di Riau dan TN Bukit 12 di Jambi.
Taman-taman nasional membuktikan keseriusan Indonesia menjaga kelestarian hutan Sumatra, khususnya terhadap ekosistim fauna seperti Gajah, Badak dan Harimau Sumatra, ujar Menhut.
Argumen ini berhasil membatalkan Pulau Sumatra masuk daftar merah lingkaran hutan paling rusak di dunia, tambahnya.(*)
Copyright © ANTARA 2006