Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Suharto Honggokusumo, mengatakan saat ini China sudah menjadi pasar potensial bagi karet alam Indonesia, selain pasar tradisional lainnya, seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Jerman dan Kanada. "Sudah sejak tahun 2001, China mulai meningkatkan jumlah permintaannya ke Indonesia," katanya, di Jakarta, Senin. Dia mengemukakan sebagai sebuah negara dengan populasi tertinggi di dunia yang didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang baik pula, maka China menjadi pasar potensial bagi karet alam Indonesia. "Penduduk banyak dan pertumbuhan ekonomi tinggi menjadikan China sebagai raksasa baru, dan Indonesia harus memanfaatkannya," katanya Sebenarnya China, katanya, memiliki perkebunan karet juga seperti Indonesia, tapi kapasitas produksinya tidak bisa memenuhi konsumsi dalam negerinya, sehingga dibutuhkan impor dalam jumlah yang cukup besar. Lebih lanjut dia mengatakan ekspor karet alam Indonesia ke China dari tahun ke tahun terus meningkat kecuali tahun 2002, yakni 35 ribu ton (2000), 137 ribu ton (2001), 46 ribu ton (2002), 108 ribu ton (2003), 198 ribu ton (2004), dan 250 ton (2005). "Peringkat sebagai negara pengimpor karet alam Indonesia saja dari tahun ke tahun meningkat," katanya. Dia mengatakan, pada tahun 2000, China menduduki peringkat tujuh besar negara pengimpor karet dari Indonesia, namun pada tahun 2005 lalu, China sudah berada pada peringkat tiga besar di bawah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Lebih lanjut dia menuturkan usaha-usaha yang sudah dilakukan dalam meningkatkan pangsa pasar karet alam Indonesia ke China, pada bulan September 2004, GAPKINDO sudah mengikuti pameran produk karet alam (ban) di Beijing dan bulan Mei tahun 2005 sudah melakukan pendekatan dengan pihak pengusaha di kota Qingdao dan Shanghai, serta provinsi Shandong. Di Shandong saja terdapat lebih dari 200 pabrik ban. Revitalisasi kebun
Copyright © ANTARA 2006