Sejarah voli di Indonesia
Olahraga bola voli pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda tepatnya pada tahun 1928. Pada masa tersebut olahraga voli dibawa oleh serdadu dan pengajar dari Belanda seperti di Hoogere Burgerschool dan Algemeene Middelbare School. Di zaman tersebut olahraga ini hanya dimainkan oleh orang-orang Belanda dan kalangan bangsawan.
Meski dimainkan oleh orang-orang Belanda dan kalangan bangsawan, bola voli masih menjadi salah satu olahraga yang digemari di masa pasca kemerdekaan Indonesia. Lalu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) kedua yang berlangsung pada tahun 1951 di Jakarta, bola voli untuk pertama kali dipertandingkan.
Masuknya bola voli ke dalam PON yang berfungsi sebagai wadah dari perhimpunan bola voli antar daerah tersebut menjadi tonggak awal untuk mendirikan federasi bola voli nasional. Pada tahun 1954, beberapa himpunan bola voli antar daerah yang meliputi Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaja (IPVOS) dan Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta (PERVID) mulai mempersiapkan pembentukan induk organisasi bola voli di Indonesia.
Lalu tepat pada 22 Januari 1955, berdirilah badan nasional pengatur bola voli di Indonesia dengan nama Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Di tahun yang sama, PBVSI mendapat pengakuan dan masuk ke dalam anggota FIVB.
Kini PBVSI bukan hanya sebagai badan yang menaungi cabang olahraga bola voli namun juga badan yang menaungi cabang olahraga bola voli pantai. PBVSI juga menyelenggarakan kompetisi yang rutin digelar setiap satu tahun kalender diantaranya Livoli Divisi Utama, Livoli Divisi I dan Proliga.
Baca juga: PBVSI ungkap diberi acungan jempol FIVB terkait sekolah pembinaan
Baca juga: Sejarah baru, final voli putri pada hari terakhir Olimpiade Tokyo 2020
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024