Briket limbah kulit kayu gelam tentu dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif

Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa dari Universitas Lampung (Unila) memperkenalkan inovasi briket bernama ‘Briliam’ yang memanfaatkan limbah kulit kayu gelam menjadi bahan bakar kepada masyarakat Lampung.

Ketua KKN Desa Eka Mulya Universitas Lampung Fahreza Satria Wirayudha dalam keterangannya yang disiarkan di Jakarta Jumat mengatakan, Briliam sendiri merupakan singkatan dari Briket limbah kulit kayu gelam.

Pasalnya, kata Fahreza Satria, pihaknya melihat banyak pohon gelam yang tumbuh di desa tersebut.

Dia menjelaskan, berdasarkan informasi dari warga setempat, kayu gelam sebelumnya hanya dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi saja.

Bahkan, kata Fahreza, masyarakat setempat memanfaatkan pohon gelam di bagian kayunya saja.

“Nah dari situlah ide temen-temen mahasiswa muncul, di mana kita bisa memanfaatkan limbah dari kayu gelam ini,” katanya.

Dalam hemat pandangan Fahreza, pembuatan briket dari kulit kayu gelam sendiri memiliki banyak manfaat.

“Briket limbah kulit kayu gelam tentu dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif,” katanya.

Selain itu, pengelolaan briket merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengelola limbah kulit kayu yang dihasilkan dari proses pengolahan kayu gelam.

“Dengan mengubah limbah kulit kayu gelam menjadi briket, limbah yang sebelumnya tidak terpakai dapat dimanfaatkan kembali dengan cara yang lebih berarti,” katanya.

Manfaat lainnya, ialah penggunaan briket tersebut dapat menggantikan kayu bakar tradisional, sehingga dapat mengurangi aktivitas penebangan kayu dari hutan.

“Hal ini berpotensi mengurangi tekanan eksploitasi hutan dan membantu dalam konservasi sumber daya alam, termasuk menjaga keberlanjutan pohon gelam itu sendiri,” katanya.

Fahreza juga mengatakan, pembuatan briket limbah kulit kayu gelam juga dapat mengatasi banjir di Kecamatan Mesuji Timur akibat penumpukan limbah kulit kayu gelam.

Kemudian di samping itu, pemanfaatan briket pun memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat lokal, karena dalam proses pembuatannya dapat melibatkan tenaga kerja lokal.

“Selain itu, penjualan dan distribusi briket juga dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat,” katanya.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024