Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meminta kepada segenap kepala daerah di Kalimantan Utara (Kaltara) untuk menyegerakan proses relokasi warga di daerah itu ketika terjadi situasi kebencanaan.
Permintaan itu disampaikannya dalam rapat koordinasi daerah yang dihadiri jajaran kepala daerah dan pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna membahas upaya mitigasi-penanggulangan bencana di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis.
"Penting karena relokasi akan sangat mengurangi risiko terdampak bencana bagi masyarakat, oleh karena itu memindahkan atau relokasi harus segera dilakukan," kata Suharyanto sebagaimana dikutip dari keterangan resmi BNPB.
Pihaknya menilai Kaltara adalah daerah yang cukup rentan dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor hingga angin kencang, selain kebakaran hutan dan lahan.
Hal itu diketahui seiring kondisi cuaca dan iklim saat ini yang menurut hasil analisa BMKG sedang meningkat signifikan, pemicunya berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby - kelvin.
Adapun kedua fenomena itu sebagai faktor pembentuk awan penghujan, pola belokan angin dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia.
“Jadi Kalimantan Utara masuk musim penghujan, penanganan bencana harus dimulai pada saat sebelum terjadi bencana, itu adalah yang paling efektif dan efisien," ujarnya.
Baca juga: BNPB pastikan korban banjir di Grobogan sudah dievakuasi
Baca juga: BNPB imbau pengendara waspada longsor saat lintasi jalan perbukitan
Oleh sebab itu ia menilai upaya merelokasi warga ke tempat yang lebih aman sangat mungkin dilakukan. Bahkan jauh lebih baik apabila dipersiapkan sejak menerima informasi peningkatan cuaca yang berpotensi berdampak bencana.
Ia mencontohkan seperti yang dilakukan petugas BNPB saat merespons erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur pada 2021-2022. Saat itu sebanyak 2.000 kepala keluarga warga sekitar dipindahkan dan hasilnya tidak ada korban jiwa maupun luka-luka terkena material erupsi gunung api itu.
"Prinsipnya pemerintah harus siap cepat dan tepat dalam kondisi seperti ini," katanya.
Pada kesempatan itu BNPB menyalurkan bantuan dukungan sumber daya darurat untuk BPBD dan TNI-Polri Kalimantan Utara yang di antaranya berupa satu unit perahu karet dan mesin, dua set tenda pengungsi, lima unit mesin alkon, dua unit genset, dan dua set alat penjernih air.
Selanjutnya sebanyak 500 paket sembako, paket hygiene kit, makanan siap saji, matras, selimut dan 500 botol sabun cair serta dukungan operasional dana siap pakai sebesar Rp250 juta.
Kemudian bantuan dana siap pakai Rp250 juta untuk Polda Kalimantan Utara dan Korem 092/Maharajalila, serta Rp150 juta untuk Kodim 0907/TRK dan Yonif 613/RJA senilai Rp100 juta.
Baca juga: BNPB: Sejumlah daerah berpotensi longsor akibat hujan 2-3 hari kedepan
Baca juga: BNPB bantu perbaikan sosial-ekonomi korban erupsi Gunung Lewotobi
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024