Singapura (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kepada para pengusaha Singapura bahwa pemerintah Indonesia terus melakukan peningkatan pelayanan dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas bagi investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Presiden Yudhoyono di hadapan puluhan pengusaha Singapura dalam acara "Informal Working Lunch" di Hotel Shangri-La, Singapura, Minggu. Menurut Presiden, pemerintah Indonesia saat ini tengah bergiat melakukan berbagai perubahan (reformasi) di berbagai bidang seperti bidang hukum, ekonomi termasuk perpajakan, birokrasi, dan pemerintahan dalam rangka mewujudkan "good governance". Upaya lain yang serius dilakukan pemerintah adalah pemberantasan korupsi, baik di pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah. Saat ini, katanya, sudah lebih dari 80 pejabat di pusat dan daearh yang tengah menjalani proses hukum karena dugaan korupsi. "Percayalah Indonesia sangat serius untuk meningkatkan segala hal untuk menciptakan iklim investasi yang baik," katanya. Dalam kesempatan itu, sejumlah pengusaha Singapura mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk melakukan perubahan dalam upaya menciptakan iklim investasi yang baik. Presiden Yudhoyono menyatakan, pemerintah telah memiliki komitmen untuk meningkatkan kerja sama yang lebih luas dalam rangka pembangunan infrastruktur di seluruh Tanah Air terutama di bidang kelistrikan, energi, jalan tol, serta industri pertanian dan jasa. Untuk itu, katanya, partisipasi para pengusaha dalam negeri saja belum cukup sehingga investasi dari negara sahabat diperlukan untuk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Karenanya, Presiden mengundang para pengusaha Singapura untuk berinvestasi dalam berbagai bidang di Indonesia seperti pembangunan infrastruktur dan pengembangan bio-fuel (bio energi). Saat ini, lanjut Presiden, Indonesia tengah mengembangkan program nasional pengembangan bio energi atau bio-fuel. Untuk itu, sejumlah langkah sistematis telah dilakukan hingga pada arah dan kebijakan untuk bio-fuel.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006