Jakarta  (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat nilainya sebesar 55 poin menjadi Rp11.295 dibanding sebelumnya (Kamis, 12/9) di posisi Rp11.350 per dolar AS.

"Naiknya suku bunga acuan (BI rate) menjadi 7,25 persen memberi sentimen positif bagi nilai tukar domestik," ujar Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan tekanan nilai tukar rupiah akan cenderung mereda untuk beberapa hari ke depannya menyusul ekspektasi pasar keuangan bahwa Bank Indonesia akan kembali menaikan suku bunganya dikarenakan potensi inflasi yang masih cukup tinggi.

"Inflasi diperkirakan 9--9,5 persen pada tahun ini, sehingga potensi naiknya BI rate masih terbuka," kata dia.

Menurut dia, naiknya BI rate akan mendorong investor asing masuk ke dalam negeri dikarenakan dapat menambah lebar jarak imbal hasil portofolio investasi dengan negara maju seperti AS, dengan demikian nilai tukar domestik memiliki potensi penguatan ke depannya.

"Diperkirakan nilai tukar rupiah dapat kembali ke level Rp10.000-an per dolar AS," kata dia.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan kenaikan BI rate sepertinya juga akan berimbas positif pada pasar saham. Naiknya BI rate juga akan meningkatkan "rate" rupiah dibanding valas (valuta asing) lainnya.

Meski demikian, lanjut dia, adanya revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,5--5,9 persen dari sebelumnya 5,8--6,2 persen dapat memberi sentimen negatif pada nilai tukar domestik..

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013