Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Sosiologi Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Prof Dadang Kahmad mengimbau kepada umat Islam di Indonesia untuk memahami makna religius di balik peristiwa Isra Mikraj.
"Saya kira umat Islam itu harus merayakan atau mengingat momentum ini (Isra Mikraj), dengan memahami makna atau religious meaning dari peristiwa ini," katanya kepada ANTARA, dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Dadang mengatakan pada momentum ini, terjadi peristiwa luar biasa yang berada di luar nalar manusia, terutama pada perspektif umat manusia pada zaman dahulu.
Di mana pada zaman tersebut, katanya, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan diangkat ke langit ketujuh pada satu malam.
Baca juga: MUI: Isra Mikraj momentum ajarkan saling menghargai terhadap sesama
Baca juga: Isra Mikraj, penyerahan Masjidil Aqsa untuk Nabi Muhammad SAW
"Saya kira itu jadi suatu kekuasaan Allah luar biasa, tidak bisa kita ukur menggunakan akal pikiran manusia, sesuatu yang terjadi dan perlu kita imani," ujarnya yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bidang Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi itu.
Selain itu, Dadang juga mengimbau kepada umat Muslim di Indonesia untuk mengucapkan kalimat Subhanallah (Maha Suci Allah) ketika melihat sesuatu yang membuat takjub, sebagaimana Allah mengawali surat Al-Isra menggunakan kalimat tersebut.
Tak hanya memahami makna religius dalam peristiwa Isra Mikraj, ia juga mengimbau umat Muslim di Indonesia untuk saling toleran dan menghargai antar sesama manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
"(Peringatan Isra Mikraj) berdekatan dengan Tahun Baru Imlek no problem, tidak masalah, justru kita diajarkan oleh Nabi (Muhammad SAW) untuk hidup toleran, berdampingan baik dengan umat agama yang lain. Sebagaimana dicontohkan Nabi (Muhammad SAW) di Madinah dengan membuat piagam perdamaian antara Muslimin dan Non Muslim di Madinah," tutur Dadang Kahmad.
Untuk diketahui, peristiwa Isra Mikraj adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu di angkat hingga ke Sidratul Muntaha (tempat tertinggi di atas langit ketujuh) dalam satu malam. Pada malam ini pula, Rasulullah SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu.*
Baca juga: Polri siapkan pengamanan libur panjang Isra Mikraj dan Imlek
Baca juga: Wapres: Isra Mikraj momentum teladani sikap moderat Rasulullah
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024