Jakarta (ANTARA News) - Ribuan peserta Aksi Sejuta Umat yang melakukan unjuk rasa menentang agresi Israel ke Lebanon menuntut pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakhiri standar ganda terhadap Israel. Tuntutan itu disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu sore. Seperti diberitakan sebelumnya, AS memveto rancangan resolusi PBB yang akan meminta diakhirinya serangan dan "penggunaan kekuatan tak seimbang" Israel di Jalur Gaza dan juga dibebaskannya seorang tentara Israel yang diculik. Rancangan resolusi Dewan Keamanan itu memperoleh 10 suara, satu menentang dari AS dengan empat abstain. Amerika Serikat dinilai menjadi sekutu Israel, seperti yang terlihat pada sidang Dewan Keamanan PBB pada Oktober 2004 dimana AS juga menggunakan veto untuk merintangi rancangan yang sama yang minta agar Israel mengakhiri semua operasi militer di Gaza utara dan menarik diri dari wilayah itu. Selain menyampaikan tuntutan agar AS mengakhiri standar ganda terhadap Israel, Aksi Sejuta Umat juga mengutuk agresi militer Israel yang dinilai sebagai kejahatan kemanusiaan karena telah merengut nyawa warga sipil, terutama anak-anak dan wanita. Peserta Aksi Sejuta Umat yang menentang agresi Israel atas Palestina dan Lebanon itu antara lain Rakyat Indonesia Bersatu Untuk Perdamaian (RIB-UP) yang terdiri atas sekitar umat beragama Islam, Kristen, Buddha dan Hindu, juga massa dari Parpol seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan ormas seperti Gema Nusa, LSM Walhi, Kontras dan gabungan mahasiswa. Aksi Sejuta Umat di depan Kedubes AS itu berjalan dengan tertib selama sekitar 30 menit karena gagal menemui perwakilan AS. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pihaknya telah menyurati pihak Kedubes AS untuk menerima Aksi Sejuta Umat dan mempertemukan perwakilan mereka dengan Dubes AS, Lynn Pascoe. Dalam aksinya di depan Kedubes AS, tampak sejumlah tokoh parpol maupun tokoh agama dan masyarakat melakukan orasi di antaranya Komarudin Hidayat dan A`a Gym.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006