Saya melihat sangat kurang. Bahkan, mungkin saja banyak orang tua yang tidak menanamkan nilai-nilai kepatuhan pada anaknya karena kesibukannya, pekerjaan, dan sebagainya,"
Semarang (ANTARA News) - Psikolog Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Ferdinand Hindiarto menilai penanaman nilai-nilai kepatuhan terhadap anak oleh orang tua sekarang ini teramat lemah.
"Saya melihat sangat kurang. Bahkan, mungkin saja banyak orang tua yang tidak menanamkan nilai-nilai kepatuhan pada anaknya karena kesibukannya, pekerjaan, dan sebagainya," katanya di Semarang, Kamis.
Menurut dia, penanaman nilai-nilai kepatuhan akan menjadikan anak menaati apa yang sudah menjadi aturan, mulai peraturan yang diterapkan di rumah, sekolah, maupun di luar, seperti peraturan lalu lintas.
Ia menjelaskan anak yang sudah tertanam nilai kepatuhan tidak akan mau berbuat yang melanggar aturan meski tidak ada yang mengawasi, termasuk orang tua yang tidak mungkin setiap saat mengawasi anaknya.
"Contoh sederhana, orang tua menerapkan aturan, `Kalau mau ambil uang untuk beli sesuatu, harus seizin ayah`. Anak yang tertanam nilai kepatuhan tak akan berani mengambil uang meski tergeletak di meja," katanya.
Contoh lain, kata dia, orang tua tidak membolehkan anaknya untuk mengendarai sepeda motor atau mobil ke jalan raya, termasuk berangkat sekolah karena belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).
"Nanti, kalau sudah punya SIM baru diperbolehkan. Anak yang sudah tertanam nilai kepatuhan tidak akan berani melanggar, meski tidak ada yang mengawasi," kata Wakil Rektor III Unika Soegijapranata itu.
Namun, kata dia, anak yang kurang ditanamkan nilai kepatuhan oleh orang tuanya akan mencuri kesempatan, selagi tak ada yang mengawasi, misalnya saat orang tuanya pergi dan tak ada orang di rumah.
Berkaca dari kasus kecelakaan yang menimpa putra musisi Ahmad Dhani, ia menilai si anak sebenarnya bukanlah pelaku, tetapi justru menjadi korban, yakni korban dari lemahnya pengasuhan orang tuanya.
"Nilai-nilai kepatuhan itu harus ditanamkan sejak kecil dan tidak bisa dilakukan dengan seketika. Orang tua harus melakukan pendekatan-pendekatan, berbicara dari hati ke hati dengan anak," katanya.
Ia mengakui orang tua tentu tidak mungkin bisa mengawasi anak setiap waktu karena harus bekerja mencari nafkah sehingga perlu menanamkan nilai-nilai kepatuhan kepada anaknya dalam berbagai aspek kehidupan.
"Sekarang misalnya soal belajar. Kalau tidak ditanamkan nilai semacam ini, tidak ada orang tua, si anak tidak belajar. Repot kalau seperti itu. Diawasi atau tidak, harusnya sadar tugasnya belajar," kata Ferdinand.
(KR-ZLS/Z003)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013