Layanan perbankan ini sudah dikerjasamakan dengan sejumlah bank, di antranya BRI, BNI, dan BSM. Khusus di Embarkasi Jakarta-Bekasi hanya bisa dilayani BNI,"

Bekasi (ANTARA News) - Kementerian Agama optimistis penerapan pelayanan perbankan dan Sistem Informasi Pengendalian Petugas (SIPP) dan Jamaah Haji akan meminimalisir permasalahan haji di Tanah Suci.

"Kami tidak mau permasalahan haji, seperti tersesat, atau uang hilang dan lainnya terulang. Maka kita lnbcurkan dua sistem ini," Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Anggito Abimayu, dalam kunjungannya ke Asrama Haji Jawa Barat Embarkasi Jakarta-Bekasi, Kamis.

Menurutnya, penerapan sistem ini memungkinkan jamaah bisa mengambil uang lewat ATM di Saudi dalam bentuk uang riyal.

Kasus kehilangan uang itu kadang terjadi di Masjid Nabawi (Madinah), Masjidil Haram (Makkah) atau di pemondokan.

"Layanan perbankan ini sudah dikerjasamakan dengan sejumlah bank, di antranya BRI, BNI, dan BSM. Khusus di Embarkasi Jakarta-Bekasi hanya bisa dilayani BNI," katanya.

Sementara untuk program Sistem Informasi Pengendalian Petugas (SIPP) dan Jamaah Haji bertujuan untuk memantau pergerakan jamaah dan petugas.

Program ini memugkinkan petugas mendeteksi jamaah yang sedang mengalami masalah seperti tertinggal, tersesat, dan lainnya.

"Sistem ini juga berfungsi sebagai "early warning system" agar petugas dapat melakukan tindakan khusus bagi jamaah yang mengalami permasalahan tersebut," katanya.

Program ini, kata dia, dibuat berbasis jaringan internet sehingga dapat diakses secara mudah oleh petugas haji, dan dapat di pantau secara berkala oleh staf Dirjen PHU Bagian Sistem Informasi Terpadu.

"Jangkauanya meliputi Indonesia, bandara, baik Jedah, Madinah, Mekah, dan Jedah Armenia hingga kembali ke Indonesia," katanya.

(KR-AFR/F002)

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013