Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi karya anak bangsa Indonesia, PT JULO Teknologi Finansial (JULO) terus mendukung masyarakat semakin berdaya dengan peningkatan literasi dan inklusi finansial melalui perluasan akses kredit digital.
"Pada saat ini, kita dihadapkan dengan fenomena timpangnya tingkat inklusi dengan literasi keuangan, yang mana inklusi keuangan mampu mencapai 85 persen dan berbanding dengan literasi yang hanya mencapai 49 persen," kata CEO & Co-founder JULO Adrianus Hitijahubessy di Jakarta, Rabu.
Adrianus menuturkan ketimpangan tingkat inklusi dan literasi keuangan tersebut menjadi perhatian karena menunjukkan bagaimana masyarakat semakin terpapar dengan jasa keuangan tanpa dibarengi dengan pemahaman yang memadai.
Oleh sebab itu, peningkatan inklusi serta literasi keuangan secara bersamaan menjadi bagian dari langkah aktif perusahaan itu untuk membuat masyarakat Indonesia semakin berdaya secara finansial.
JULO memberikan edukasi finansial kepada masyarakat termasuk pengenalan produk keuangan, dan manajemen keuangan dalam kehidupan setelah pernikahan.
Dengan inovasi produk serta kampanye secara berkelanjutan dan pertumbuhan positif pemanfaatan kredit digital, JULO berhasil menyalurkan total kredit melebihi Rp15 triliun kepada lebih dari dua juta pengguna di seluruh Indonesia sejak 2016.
Tergabung sebagai salah satu anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), JULO terus berupaya meningkatkan literasi keuangan dari berbagai lapisan sosial untuk membantu perekonomian, kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: JULO Luncurkan Fitur Inovatif KliKilat, Permudah Nasabah Dalam Transaksi Sehari-hari
Baca juga: OJK gandeng BPS gelar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
Baca juga: OJK berdayakan pelaku UMKM melalui peningkatan literasi keuangan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024