Belasan tahun jalan di desa kami dilalui truk pasir. Saking seringnya, jalan menjadi rusak, bahkan ada warga kami yang menjadi korban tabrak lari
Kediri (ANTARA) - Ratusan warga Desa Margourip, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, unjuk rasa di kantor balai desa setempat memprotes maraknya truk pasir yang melintas di desa, sebab memicu kerusakan jalan.
Salah seorang warga, Sutikno, mengatakan truk pengangkut pasir setiap hari lalu lalang di jalan desanya. Selama ini warga juga sudah berusaha untuk mengajukan keberatan, sebab dampaknya sangat luar biasa. Jalan di desanya banyak yang rusak karena sering dilewati truk dengan muatan lebih pengangkut pasir tersebut.
Baca juga: Kementerian PUPR: Biaya revitalisasi Pasar Pasir Gintung Rp24 miliar
"Belasan tahun jalan di desa kami dilalui truk pasir. Saking seringnya, jalan menjadi rusak, bahkan ada warga kami yang menjadi korban tabrak lari," katanya di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, warganya yang menjadi korban tabrak lari itu bernama Warsito, warga Dusun Kaligedok, Desa Margourip, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada Senin 20 November 2023. Ia meninggal dunia dalam kejadian itu.
Pihaknya juga geregetan dengan kejadian itu sehingga melaporkan secara resmi kasus tersebut. Identitas penabrak juga sudah diketahui yang merupakan warga Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Ia dengan warga lainnya berharap adanya sanksi hukum tegas dalam kasus itu. Selain itu, truk pengangkut pasir juga diharapkan tidak semena-mena saat melaju di jalan raya terutama di jalan Desa Margourip.
Sementara itu, Kepala Desa Margourip Riyadi mendukung aksi protes warganya. Menurut dia, jalan yang dilalui truk pengangkut pasir tersebut bukan diperuntukkan untuk kendaraan melebihi muatan.
Baca juga: BPBD DIY ingatkan jangan ada penambangan pasir di daerah bahaya Merapi
"Kami menyetujui apa yang sudah menjadi niat warga yang menuntut keadilan. Jalan kami di RT 06 RW 37 yang dilalui armada kendaraan bertonase tinggi ini membuat kesulitan, sehingga kami berharap ditanggapi serius," kata Riyadi.
Penasihat hukum warga Desa Margourip Luka Fardani mengatakan selama ini anggaran dari desa banyak dipergunakan untuk perbaikan jalan yang dilalui truk pengangkut pasir tersebut. Dengan itu, pembangunan menjadi terhambat.
Camat Ngancar Edi Suprapto mengatakan jalan di Desa Margourip memang ada yang rusak imbas dilalui banyaknya truk pengangkut pasir. Bahkan, muatan mereka melebihi kapasitas.
"Harusnya tonase sesuai yang ditetapkan dari dinas perhubungan itu satu truk 8 ton, namun nyatanya ada yang 13-15 ton pasir tonasenya. Itu yang membuat jalan desa itu cepat rusak," kata dia.
Ia menambahkan pasir-pasir dari material Gunung Kelud (1.731 mdpl) itu banyak dikirim ke luar kota seperti Nganjuk. Untuk Kediri hanya bagian dilewati jalur saja, sehingga banyak jalan rusak.
Pihaknya juga sudah melaporkan hal ini ke pemkab, namun untuk keputusan atau solusi masalah itu baru ditentukan setelah Pemilu 2024.
Baca juga: PT Freeport Indonesia kembangkan inovasi mengolah pasir tailing
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024