Hiroshima (ANTARA News) - Kota Jepang, Hiroshima, memperingati 61 tahun serangan bom atom pertama dunia, Ahad, dan walikotanya menyerukan kembali dunia bebas nuklir serta memberikan bantuan kepada orang-orang tua yang selamat dari bom tersebut. Sekitar 45.000 orang memanjatkan doa dalam keheningan pada pukul 08:15 waktu setempat, bertepatan ketika sebuah bom atom AS pada tahun 1945 membunuh lebih dari 140.000 orang dan mencederai puluhan ribu lainnya dengan radiasi atau terbakar secara mengerikan. Para pejabat pemerintah dan tamu asing dari 35 negara meletakkan karangan bunga di hadapan memorial kematian yang berlatar-belakang kubah bom atom, bekas gedung pameran yang hangus menjadi tulang besi oleh panas bom. "Enampuluh satu tahun berlalu, jumlah negara yang tertarik kejahatan dan perbudakan oleh senjata nuklir makin meningkat," kata Walikota Hiroshima, Tadatoshi Akiba, dalam pidatonya, seperti dilaporkan AFP. Akiba mengatakan, kotanya dan korban yang selamat dari bom atom sudah sejak lama meminta penghapusan senjata nuklir. "Namun, para pemimpin politik dunia masih terus saja mengabaikan seruan ini," katanya. "Saya juga menyerukan kepada pemerintah Jepang untuk ... sekuat tenaga menuntut dengan tegas bahwa negara-negara bersenjata nuklir bersedia merundingkan dengan cara yang baik bagi perlucutan nuklir," kata Akiba. Peringatan ke-61 tahun serangan nuklir pertama dunia tersebut muncul di tengah makin meningkatnya ketegangan di kawasan, dengan menempatkan ancaman rudal Korea Utara serta ambisinya sebagai negara nuklir. Laporan-laporan berita pekan lalu mengatakan, Pyongyang telah membangun pangkalan rudal bawah tanah baru di pantai timur, yang ditargetkan ke Jepang dan fasilitas-fasilitas militer AS di Jepang. Korea Utara juga memasang bel-bel alarm di kawasan tersebut bersamaan dengan ujicoba tujuh rudal balistik yang diluncurkan ke Laut Jepang (Laut Timur). Dalam tahun 1998, ujicoba rudalnya melintasi di atas teritorial Jepang. Dalam pidatonya, Akiba juga menyerukan bagi bantuan tambahan untuk membantu orang-orang tua yang selamat dari bom atom. "Saya selanjutnya memohon lebih banyak dermawan, masyarakat yang berkegiatan memberi bantuan kepada yang berhak, yakni orang-orang lanjut usia hibakusha," katanya. Hibakhusa adalah sebuatan Jepang untuk para korban bom atom. Pada hari Jumat, orang-orang yang selamat dari bom atom Hiroshima yang umumnya sudah tua-tua itu, memenangkan perkara pengadilan yang memerintahkan bahwa pemerintah Jepang terlalu kaku dalam menetapkan siapa yang layak mendapatkan santunan. Pengadilan distrik Hiroshima mengatakan bahwa 41 penggugat, yang umumnya berusia 62-94 tahun, berhak mendapat pengakuan sebagai korban selamat, yang akan membuka jalan bagi mereka untuk menerima santunan pemerintah bagi yang sakit. (*)
Copyright © ANTARA 2006