Jakarta (ANTARA) - Kreator konten finansial Samuel Ray mengingatkan kepada generasi muda untuk memahami risiko-risiko yang mungkin terjadi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memilih produk keuangan tertentu.
Dia turut menyayangkan anak muda yang lebih memilih produk keuangan tertentu, misalnya seperti kripto, hanya karena terbawa arus popularitas dan tidak berpikir panjang mengenai risiko-risiko di baliknya. Sebaiknya, kata Samuel, pertimbangan atas risiko sudah dipikirkan sedini mungkin.
"Pembicaraan tentang cuan juga harus diimbangi dengan pembicaraan tentang risiko. Karena kita tidak akan muda dan produktif terus, suatu hari nanti kita juga ambisinya mungkin tidak akan sebesar sekarang lagi," kata Samuel dalam acara bincang-bincang di Jakarta, Selasa.
Kemampuan mengelola finansial (termasuk peluangnya) serta melindungi diri dari dampak risiko hidup, menurut Samuel, merupakan kunci dalam pengelolaan kekayaan. Dengan begitu, anak muda atau usia produktif bisa mencapai kesejahteraan finansial jangka panjang.
Baca juga: Survei: dua dari tiga orang paham perencanaan keuangan
Baca juga: Riset: Pemilu 2024 diperkirakan tidak memengaruhi finansial individu
Samuel menilai, produk investasi dan asuransi merupakan produk keuangan yang dibutuhkan anak muda. Menurut dia, keduanya harus berjalan beriringan apabila ingin mencapai kemandirian finansial.
Melihat kebutuhan tersebut, Samuel berpendapat bahwa Produk Asuransi Jiwa Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) sebenarnya memiliki manfaat sebagai jembatan anak muda yang pemula dalam pengelolaan keuangan dan investasi. Apalagi, imbuh dia, produk PAYDI saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas aplikasi digital sehingga memudahkan anak muda.
"Menurut saya, PAYDI adalah produk yang menjembatani teman-teman yang belum paham asuransi. Dan karena tidak semua anak muda itu punya waktu dan hobi untuk mengelola portofolio investasinya sendiri," kata dia.
Samuel mencontohkan Smile Optima Flexilink dari MSIG Life, salah satu produk PAYDI, yang menawarkan aspek fleksibilitas. Hal itu berbeda jika dibandingkan produk asuransi tradisional yang hanya menawarkan manfaat pertanggungan asuransi tanpa investasi.
Oleh sebab itu, PAYDI dinilai sesuai dengan kebutuhan anak muda yang akan menghadapi kebutuhan berbeda-beda sesuai jenjang hidup.
"Kalau kita beli polis tradisional, kita selamanya akan terkunci di polis tersebut. Apa yang dijual di awal, ya, sudah kita tidak bisa ubah-ubah dan sesuai kebutuhan. Tapi kalau kita membeli PAYDI, ada fleksibilitas. Selain dari uang kita dibayarkan untuk polis asuransi, juga ada porsi yang diinvestasikan," kata Samuel.
Meski PAYDI dapat menjadi solusi pilihan praktis, Samuel tetap menekankan pentingnya anak muda untuk mempercayai proses panjang yang harus dijalani sebelum mencapai kemandirian finansial sebagai tujuan akhir.
"Seiring dengan prosesnya, lama-lama kita akan mengerti apa yang kita butuhkan. Jangan fokus ke hasil akhir orang lain karena belum tentu apa yang pas buat mereka, pas juga untuk kita. Jadi, percaya pada proses masing-masing," kata Samuel.
Baca juga: Kiat bijak kelola uang lewat metode Kakeibo
Baca juga: Cara komika Adjis Doaibu atur keuangan
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024