Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD mengatakan orang kurus juga memiliki kelaziman untuk menderita penyakit gangguan kolesterol atau dyslipidemia.
"Prevalensi (kelaziman) orang kurus dan gemuk terkena kolesterol tinggi itu sama, tidak ada beda," kata Yunir di Jakarta, Rabu.
Namun, dijelaskannya bahwa risiko gangguan kolesterol pada orang gemuk memang lebih tinggi karena mereka memiliki resistensi insulin yang mengubah karbohidrat apapun yang dikonsumsi menjadi gula.
Resistensi insulin ini justru akan meningkatkan kadar gula darah dan kadar kolesterol seseorang yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Pada orang-orang berbadan kurus, prevalensi gangguan kolesterol, berupa kadar kolesterol yang tinggi sangat mungkin terjadi akibat faktor lain, misalnya kebiasaan merokok, alkohol atau anoreksia.
"Bagaimana mengatur atau menyembuhkan gangguan kadar kolesterol pada orang kurus? Tidak jauh beda dengan orang gemuk. Pada orang gemuk, mereka hanya diharuskan untuk mengurangi beran badan," katanya.
Orang gemuk penderita gangguan kolesterol, menurut Yunir, harus mengurangi paling tidak 5-10 persen dari bobot tubuhnya.
Sementara untuk orang kurus maupun gemuk wajib mengatur pola makan, berolahraga, serta rutin berkonsultasi dengan dokter untuk menjaga kadar kolesterol tubuh.
"Orang kurus tidak perlu kurangi berat badan, yang penting pola makan diatur. Kurangi lemak jenuh dari minyak nabati seperti dalam gorengan. Jangan lupa aktifitas fisik minimal 30 menit sehari, serta jaga kadar kolesterol dengan bantuan konsultasi dokter dan obat," jelasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013