Jakarta (ANTARA) - Pemimpin Pondok Pesantren Fauzan, KH Aceng Abdul Mujib di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat menilai pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 yang bisa menghargai ulama dan santri.

Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, Ganjar saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah memiliki program insentif untuk guru agama. Hal ini membuatnya iri dengan masyarakat Jawa Tengah lantaran pernah dipimpin oleh sosok yang peduli dengan kalangan ulama, santri dan guru agama.

"Sedikit agak iri oleh masyarakat Jawa Tengah, sempat berpikir ingin pindah ke Jawa Tengah. Ada sosok pejabat negara yang peduli terhadap guru ngaji," ujar KH Aceng.

Baca juga: BNPT : Hari Santri momentum hargai perjuangan ulama dan santri

Ia mengaku sangat mengapresiasi Ganjar terhadap kepedulian dan perhatiannya kepada kalangan pengajar agama, khususnya ulama dan santri yang telah memberikan kontribusi besar untuk bangsa dan negara.

"Pejabat yang tahu diri bahwa santri adalah rakyat Indonesia, kiai bagian dari masyarakat Indonesia yang memberikan kontribusi besar sejak saat melawan penjajah sampai hari ini santri dan kiai tetap pasang badan untuk membela NKRI," katanya.

Baca juga: Ganjar soal pelanggar etika pemilu: Mestinya ada rasa malu

Adapun program tersebut akan ditingkatkan Ganjar ke nasional dan telah resmi masuk program Ganjar-Mahfud. Oleh sebab itu, KH Aceng diikuti belasan ribu santri menjatuhkan pilihannya untuk Ganjar-Mahfud agar nasib pengajar agama bisa lebih sejahtera.

"Ketika seorang pejabat menghargai kiai, santri menghargai para pejuang ulama-ulama terdahulu yang ikut mendirikan negeri tercinta ini, saya yakin Indonesia ke depan akan jadi negara besar, kita semua akan sejahtera," ucap KH Aceng.

Baca juga: Round up hari ke-70, pasangan calon tanggapi putusan DKPP

Sementara itu, Ganjar menegaskan komitmennya untuk menerapkan program insentif guru agama dan guru ngaji se-Indonesia jika terpilih dalam Pilpres 2024. Bersama Mahfud Md, dia bakal menasionalkan program tersebut hingga guru agama bisa benar-benar mendapatkan perhatian.

"Tadi ada harapan (insentif guru ngaji) dan diceritakan apa yang ada di Jawa Tengah dan kami akan nasionalkan. Saya kira sama dengan harapan-harapan yang ada di Jawa Barat di Garut 'Pak Ganjar itu kok bisa', bisa nanti kita nasionalkan juga bisa," kata Ganjar.

Baca juga: Ganjar tinjau peluang ekonomi sirkular pengelolaan sampah di Bekasi

Ganjar menambahkan, program insentif guru agama telah diperhitungkan dengan matang hingga ke alokasi anggarannya. Ia menyebutkan bakal menyisihkan Rp4 triliun dari APBN untuk menyejahterakan guru agama.

Program tersebut, lanjut Ganjar, juga beriringan dengan komitmen pelaksanaan Undang-Undang (UU) Pesantren. UU tersebut juga pernah didorong Ganjar saat masih menjabat gubernur.

"Yang penting dengan Undang-Undang Pesantren itu ada, legalitasnya siap, administrasinya siap, nanti akhirnya akan bisa bekerja sama. Tentu saja guru madin, guru agama yang ada, saya kira bisa diberikan seperti apa yang pernah kami lakukan di Jawa Tengah," ujarnya.

Baca juga: Ganjar sebut putusan DKPP jadi pelajaran untuk demokrasi

Adapun Pondok Pesantren Fauzan merupakan salah satu ponpes tertua di Kabupaten Garut yang didirikan pada tahun 1850 dengan nama Pondok Pesantren Pasir Bokor. Ponpes Fauzan juga berperan besar dalam melawan penjajah, merebut kemerdekaan dan mempertahankan bangsa Indonesia.

Sebagai informasi, acara tersebut bertajuk Istighosah dan Doa Bersama dari santri untuk Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Paslon nomor urut 3 itu turut didoakan agar ketika terpilih, bisa menjadi pemimpin jujur, adil dan amanah. Istighosah tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Santri Nusantara dan Ganjar Muda Padjajaran (GMP).

Pemilu 14 Februari 2024 nanti akan diikuti dua pasangan Capres-Cawapres lainnya, yakni nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024