Kalau kondisi pertumbuhan ekonomi dikoreksi ke bawah, pertumbuhan kredit 18--22 persen itu sudah cukup sehat,"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit industri perbankan pada akhir 2013 yang diprediksi melambat menjadi sekitar 18--22 persen masih cukup sehat kendati lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau kondisi pertumbuhan ekonomi dikoreksi ke bawah, pertumbuhan kredit 18--22 persen itu sudah cukup sehat," kata Direktur Departemen Kebijakan Moneter BI Solikin M Juhro saat menjadi pembicara dalam "Danareksa Finance and Banking 2013" di Jakarta, Selasa.
Solikin menuturkan, pihaknya memiliki hitungan optimalisasi dari setiap indikator ekonomi, termasuk pertumbuhan kredit, yang dinilai konsisten baik dengan pencapaian inflasi maupun tingkat suku bunga.
"Memang kita itu tumbuh cukup kencang pada satu dua tahun yang lalu yakni 25--26 persen. Pada kondisi normal 22 persen itu sudah cukup, tapi kalau sekarang kondisinya kayak begini ya 18-22 persen itu," ujar Solikin.
Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Gatot M Suwondo juga mengungkapkan hal senada, namun ia memperkirakan pada akhir 2013 pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 19--22 persen.
"Kami prediksikan pertumbuhan kredit industri pada 2013 itu 19--22 persen," ujar Gatot.
Gatot mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan masih banyak didominasi di sektor konsumer dan kendaraan, sedangkan untuk yang produktif relatif masih belum banyak.
"Padahal itu (kredit produktif) yang kita butuhkan," tuturnya.
Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit perbankan pada 2014, Gatot optimistis kredit akan terus tumbuh di tahun politik tersebut walaupun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
(C005/Z002)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013