Lebak (ANTARA) -
Tiga warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, menjadi korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah dan kondisinya cukup parah.
"Tiga korban gigitan ular berbisa itu warga Kampung Cibogo dan Kampung Pamoean menolak untuk dirujuk ke RSUD Banten," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Selasa.
Mereka menolak dirujuk ke RSUD Banten dengan berbagai alasan, di antaranya merasa ketakutan mengeluarkan biaya perawatan medis cukup besar, karena mereka tidak memiliki BPJS Kesehatan.
Padahal, mereka difasilitasi oleh SRI untuk dirujuk ke RSUD Banten dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Baca juga: Relawan beri pertolongan warga Badui korban gigitan ular berbisa
Menurut dia, alasan lainnya ketakutan lama untuk menjalani perawatan medis di RSUD Banten, karena sudah mendekati tradisi ritual Kawalu.
"Warga korban gigitan ular itu tinggal di kampung yang berdekatan dengan lokasi permukiman Badui Dalam yang masih kuat memegang tradisi adat," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya bersama tim medis SRI, termasuk dokter akan mengunjungi tiga korban gigitan ular yang kini kondisinya cukup parah, bahkan di antaranya bernama Sangsang (45) warga Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar terlihat tangan bagian kanan menghitam dan membusuk.
Baca juga: Relawan sembuhkan anak Badui penderita saraf terjepit
Ia mengatakan, selama ini masyarakat Badui diminta mewaspadai gigitan ular berbisa, terlebih saat musim hujan karena ular berkeliaran di jalan dan permukiman penduduk.
"Saat ini kasus warga Badui yang menjadi korban gigitan ular tanah yang dapat mematikan itu menjadi persoalan yang cukup menonjol. Dalam sepekan, warga Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa antara tiga sampai lima orang," ujarnya.
Baca juga: Relawan ungkap banyak warga Badui tak miliki KTP dan BPJS Kesehatan
"Kami bekerja keras dengan melakukan upaya perawatan medis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Badui,"kata Muhammad Arif.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024