Banjarmasin (ANTARA) - Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Mathari prihatin atas makin banyaknya pasien demam berdarah dengue (DBD) di daerahnya, hingga dianggapnya sudah kondisi gawat saat ini.

Sebab, kata dia, di Banjarmasin, Senin, kasus DBD di kotanya naik lebih 100 persen hanya beberapa hari di bulan Februari ini, yakni, menjadi 17 kasus.

"Dari data yang kita lihat di media, kasus DBD di kota kita pada Januari ada delapan, namun baru memasuki beberapa hari bulan ini naik signifikan, bahkan lebih 100 persen," ujarnya.

Menurut dia, data ini menunjukkan kondisi kesehatan daerah karena virus dari nyamuk Aedes aegypti ini makin gawat, apalagi kabar terbaru ada anak yang meninggal diduga karena DBD ini.

Baca juga: Kasus DBD naik 100 persen, Banjarmasin tingkatkan kewaspadaan

Baca juga: Pemkot Banjarmasin lakukan antisipasi lonjakan kasus DBD

"Kita sangat prihatin dan berduka tentunya jika benar informasi itu bahwa sudah ada korban jiwa akibat DBD ini," ujar Mathari.

Karenanya, kata dia, semua tidak bisa terlena, khususnya pemerintah kota dalam hal ini dinas kesehatan kota untuk segera melakukan langkah nyata pencegahan agar tidak makin banyak lagi korban yang berjatuhan.

"Karena mohon maaf ini (Dinkes), saya tidak melihat ada gerakan nyata yang besar untuk menangani masalah DBD ini, seperti ada fogging atau penyemprotan asap untuk membunuh nyamuk atau yang lainnya untuk memberantas sarang nyamuk," tuturnya.

Padahal, menurut dia, langkah-langkah pencegahan tersebut sangat penting, termasuk juga menggerakkan lebih maksimal juru pemantau jentik (Jumantik) ke rumah-rumah warga.

"Termasuk juga melakukan sosialisasi yang intensif di seluruh lingkungan di kota ini," ujarnya.

Mathari mengatakan harusnya semua sudah siap, utamanya Pemkot menghadapi kondisi cuaca seperti ini yang membuat kasus DBD sering naik, sehingga dapat dicegah adanya korban hingga meninggal dunia.

Dia pun mengusulkan Pemkot Banjarmasin tidak hanya menggerakkan jajaran dinas kesehatan, namun juga relawan dari berbagai organisasi sosial untuk mencegah dan menangani masalah DBD ini.

"Namun, tentunya beri perhatian bagi lelah mereka, ada insentif untuk uang transportasi atau uang rokok istilahnya, jangan tidak dihargai," ujarnya.

Mathari pun menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada, mengikuti arahan untuk mencegah serangan nyamuk DBD ini, dengan membersihkan lingkungan dan lainnya.

"Jika ada yang mengalami gejala seperti DBD, segera bawa ke rumah sakit, jangan terlambat," ujarnya.*

Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024