Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk meneliti residu minyak pohon keruing untuk diolah menjadi resin pelapis kayu alami yang ramah lingkungan.

Kepala Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN Akbar Hanif Dawam mengatakan komponen kimia minyak keruing mengandung β-bisabolene (C15H24) yang diisolasi dari minyak Commiphora guidottii, serta mengandung senyawa dari kelompok phthalic acid.

“Riset ini untuk perawatan kayu. Kami memiliki beberapa produk-produk yang nantinya bisa diujicobakan dari produk kehutanan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Saat ini kondisi lingkungan dapat mengakibatkan penurunan ketahanan kayu terhadap berbagai bakteri dan jamur. Fluktuasi faktor lingkungan yang tidak menentu menjadikan kayu mudah terdegradasi.

Salah satu jenis pohon dari famili Diptercocarpaceae yang memiliki kayu bernilai tinggi adalah keruing (Dipterocarpus sp). Keruing juga menghasilkan hasil hutan bukan kayu berupa minyak keruing.

Baca juga: BRIN buka delapan skema pendanaan riset

Baca juga: BRIN sebut ada enam juta hektare lahan gambut perlu direstorasi

Minyak keruing merupakan komponen cair yang dapat diperoleh dengan menyuling getah keruing, sedangkan residunya merupakan resin padat yang disebut oleoresin. Oleoresin berwarna putih susu, tidak tembus pandang, lebih lengket, dan kental.

Oleoresin keruing secara tradisional oleh masyarakat lokal telah digunakan sebagai pelapis dan dempul kapal, obor, obat luka, pelancar air seni dan potensi pemanfaatan lanjut lainnya sebagai bioproduk dan biokompatibel berdasarkan aktivitas senyawa bioaktifnya.

BRIN menjalin kerja sama dengan CV Nugroho Aneka Piranti dalam meneliti dan mengembangkan resin keruing sebagai pelapis kayu alami.

Lebih lanjut Akbar menuturkan pihaknya mendapat tugas untuk riset biorifeneri yang memanfaatkan bahan-bahan yang berkelanjutan, sehingga riset biomassa dan bioproduk bisa berjalan maksimal salah satunya melalui kerja sama dengan pihak industri.

“Biorifeneri adalah teknologi bagaimana kita memanfaatkan bahan-bahan yang sifatnya berkelanjutan. Biasanya resin, plastik, polimer adalah oil rifenery product, yaitu berasal dari minyak bumi,” kata Akbar.

"Kita harapkan mungkin ada beberapa varian yang bisa dilakukan untuk dioptimalkan. Harapannya melalui kemitraan itu kami bisa mengembangkan produk," pungkasnya.

Baca juga: BRIN jaring konten pengetahuan lokal untuk modal pembangunan nasional

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024