Samosir (ANTARA News) - Sigale-gale yang merupakan tradisi seni pertunjukan boneka kayu dari empat puak atau kategori Suku Batak diarak keliling Samosir dalam Festival Danau Toba 2013.
Keempat Sigale-gale yang diarak dari Panggung Terbuka Desa Wisata Tuk Tuk Siadong Kecamatan Simanindo hingga finis di Bukit Beta, Samosir, Senin ini berasal dari puak Simalungun, Toba, Karo dan Pakpak.
Dalam arak-arakan Karnaval Sigale-gale ini, boneka asli dari empat puak menjadi yang terdepan.
Di belakangnya, boneka-boneka Sigale-gale yang sudah dikembangkan serta kesenian khas Batak lainnya seperti Gendang Lima Sedalanen.
"Sigale-gale terus dikembangkan. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan keragaman dalam pengembangan pariwisata," kata Bupati Samosir, Mangindar Simbolon di sela Karnaval Sigale-gale.
Karnval Sigale-gale ini mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Saat karnaval berlangsung, ribuan penonton memadati jalan yang dilewati bonek khas suku Batak ini. Tidak hanya penonton lokal, warga asing pun tidak ketinggalan.
Budayawan asal Sumatra Utara, Thompson Hutasoit mengatakan, cerita Sigale-gale yang berkembang di Suku Batak ada tiga versi yaitu Samosir, Toba dan Tapanuli Selatan.
Khusus untuk versi Samosir, kata dia, cerita Sigale-gale adalah tentang seorang raja yang mempunyai satu anak laki-laki yang terbunuh saat perang.
Raja yang berduka memerintahkan seorang perajin membuat boneka untuk menggantikan anaknya.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013