Militer Amerika Serikat jauh lebih kuat daripada semua sekutu Assad. Kami mengirimkan pesan jelas kepadanya. Jujur, ia tidak mempunyai kepentingan untuk meningkatkan konflik ini."
Washington DC (ANTARA News) - Presiden Suriah Bashar al-Assad memperingatkan Washington, Senin, akan menyiapkan balasan jika tentara AS menyerang negaranya, dan ia membantah telah menggunakan senjata kimia untuk melawan rakyatnya sendiri.

"Kamu akan menanggung risikonya jika tidak bisa bersikap bijak. Akan ada reaksi," kata Assad dalam acara "This Morning" di stasiun televisi CBS, lapor AFP.

"Ini adalah wilayah dimana semuanya berada dalam posisi siap meledak. Anda harus bersiap menghadapi semuanya."

Ia juga memperingatkan risiko kemungkinan serangan senjata kimia oleh pihak pemberontak atau "teroris" jika ada intervensi asing di Suriah.

Dalam reaksi sebelumnya, jurubicara pemerintah AS mengatakan siap untuk setiap kemungkinan.

"Militer Amerika Serikat jauh lebih kuat daripada semua sekutu Assad. Kami mengirimkan pesan jelas kepadanya. Jujur, ia tidak mempunyai kepentingan untuk meningkatkan konflik ini," kata Ben Rhodes, jurubicara untuk Dewan Keamanan Nasional.

Pernyataan Assad tersebut merupakan wawancara pertamanya sejak Presiden Barack Obama meminta persetujuan Kongres untuk menggunakan kekuatan militer, bagi menghukum Assad atas dugaan menggunakan senjata kimia dalam serangan mematikan bulan lalu.

"Anda harus bersiap untuk semua hal. Pemerintah bukan satu-satunya pemain di wilayah ini. Ada partai-partai berbeda, faksi berbeda, ideologi berbeda. Anda punya segalanya dalam keputusan ini," kata Assad.

Assad membantah pasukannya menggunakan senjata kimia mematikan dalam serangan pada 21 Agustus di pinggiran kota Damaskus, seperti yang dituduhkan AS dan beberapa sekutunya.

"Bagaimana anda bisa berbicara mengenai apa yang terjadi sementara anda tidak mempunyai bukti-bukti," katanya dalam wawancara menggunakan bahasa Inggris itu.

"Kami tidak seperti pemerintahan Amerika, kami tidak seperti media sosial. Kami adalah pemerintahan yang bekerja dengan bukti."

Rhodes mengatakan "tidak ada keraguan dalam benak kami. Assad bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia oleh rejimnya."

Dalam wawancara yang disiarkan Senin itu, Assad mengatakan bahwa pada kenyataannya pasukan dialah yang diserang oleh pemberontak dengan senjata kimia.

"Namun di wilayah dimana menurut mereka pemerintah telah menggunakan senjata kimia, kami hanya punya video dam kami hanya punya foto serta tuduhan. Kami tidak ada disana. Tentara kami, polisi kami, institusi kami tidak sampai berpikiran kesana," kata Assad.

Saat ditanya apakah reaksi balas yang diprediksinya termasuk penggunaan lebih banyak lagi senjata kimia, Assad mengatakan: "Tergantung. Jika pemberontak atau teroris di kawasan ini atau kelompok lain memilikinya, itu bisa terjadi. Saya tidak tahu. Saya bukan tukang ramal yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi nanti."

Obama pada Selasa akan berpidato dari Gedung Putih terkait intervensi di Suriah, sebelum Senat AS melakukan pemungutan suara pekan ini.

Hasil sebuah jajak pendapat yang dirilis Senin menyebutkan sebagian besar warga Amerika yakin rejim Assad menggunakan gas untuk menyerang rakyatnya sendiri, namun mereka tetap tegas menentang aksi balas dari militer AS.

Sebanyak 59 persen responden mengatakan Kongres sebaiknya tidak menyetujui rencana Obama itu, meski hanya untuk serangan terbatas di Suriah, demikian hasil jajak pendapat CNN/ORC International itu.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang berbicara di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri pekan lalu untuk mencari dukungan Senat terkait aksi militer itu, mengatakan di London, Assad bisa mencegah serangan itu dengan menyerahkan senjata kimia yang dimilikinya.

Namun Kerry mengatakan ia tidak berharap Assad akan melakukan hal itu.



Penerjemah: Sri Haryati

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013