Berlin (ANTARA News) - Sumber intelijen Jerman menunjukkan bahwa tuduhan serangan senjata kimia pada bulan lalu di Damaskus tidak diperintahkan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad, kata "Bild am Sonntag".

Pasukan Presiden Bashar memintanya selama empat bulan untuk menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak, tapi mereka tidak menerima persetujuan dari pemimpin Suriah itu. Oleh karena tersebut, serangan 21 Agustus mungkin belum disetujui Bashar, kata laporan itu.

Suratkabar itu juga mengatakan mengutip intelijen Jerman bahwa Presiden Bashar akan tetap berkuasa untuk waktu yang lama, bahkan jika Amerika Serikat melakukan serangan militer terhadap Suriah.

Presiden AS Barack Obama baru-baru ini meminta Kongres AS untuk mendukung intervensi militer terbatas di Suriah karena tuduhan penggunaan senjata kimia oleh rezim, yang AS klaim menewaskan lebih dari seribu warga sipil dalam satu serangan pada 21 Agustus.

Kerusuhan di Suriah dimulai pada Maret 2011 dan kemudian meningkat menjadi perang saudara. Lebih dari 100.000 orang telah tewas dalam konflik itu sejauh ini, menurut perkiraan PBB, demikian OANA.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013