Jakarta (ANTARA News) - Pengelola warung Tegal (warteg) mengaku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi kelangkaan tempe dan tahu kecuali menggantinya dengan menu lain.
"Warung makan kecil, kalau beli ya ke langganan di pasar aja. Kalau di pasarnya kosong ya kita ikut kosong," kata Yani (36), seorang pengelola warteg di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Biasanya, ia mengolah tempe menjadi orek, bacem, sayur kuah atau gorengan. Namun, hari ini semua menu tersebut tak tersaji di etalasenya.
"Paling lauk yang ada aja, telur, ati ampela, sayur, ayam, ikan atau udang. Tahu juga ga ada sih hari ini," katanya.
Hilangnya tempe ternyata membuat penggemarnya kecewa. Aris (26), mengaku kecewa atas hilangnya bahan makanan yang terbuat dari kedelai itu.
"Bisa dibilang kecewa sih, soalnya hari ini ga ketemu tempe di warteg. Saya biasanya paling suka tempe goreng, apalagi kalau udah jadi gorengan gitu," kata pria yang berprofesi sebagai fotografer lepas itu.
Untuk mengatasi rasa kecewanya, ia mengganti tempe goreng dengan bakwan goreng yang biasanya juga tersedia di warteg.
Hal serupa juga dilakukan Asep Andri (26) yang mengganti gorengan tempenya dengan bakwan. "Bisa juga diganti tahu goreng, tapi karena tidak ada juga ya makan yang lain aja," katanya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013