Jakarta (ANTARA) - Pengamat sekaligus peneliti bidang sosial The Indonesian Institute Research (TII), Dewi Rahmawati menilai akses terhadap permodalan menjadi aspek paling penting dalam distribusi atau penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kepada masyarakat.
Pendapat tersebut ia sampaikan untuk menanggapi adu pendapat para calon presiden (capres) mengenai permasalahan pemberian bansos pada sesi tanya jawab antar-capres saat debat Pilpres 2024.
Baca juga: Muhadjir tegaskan pembagian bansos tidak ada kaitan dengan Pilpres
Dewi menilai penyaluran bantuan sosial dalam bentuk akses modal nantinya dapat menjadi stimulus penerima dalam mengembangkan kewirausahaan yang sifatnya aktivitas padat karya.
Dengan begitu, lanjut dia, bantuan sosial yang diberikan pemerintah dapat memberikan manfaat yang bersifat jangka panjang, sekaligus dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap program bansos tersebut.
“Meskipun bantuan bersifat transfer tunai, potensi celah penyelewengan itu tetap ada. Oleh sebab itu, dalam pemberian bansos sebenarnya haruslah dapat dielaborasi dengan bantuan yang bersifat jangka panjang,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, dia mengingatkan masalah lain yang tidak kalah penting dalam pendistribusian bantuan sosial, yakni data penerima manfaat yang digunakan oleh pemerintah.
Baca juga: Jokowi tegaskan anggaran bansos dari APBN telah disetujui DPR
Baca juga: Airlangga: Penyaluran bansos bentuk kehadiran pemerintah
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2 dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.
Debat pamungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024