Yogyakarta (ANTARA News) - Tempe dan tahu menghilang dari salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta, Beringharjo, pada Senin, karena pedagang memilih mogok berjualan mengikuti aksi mogok produsen tahu tempe nasional.
"Hari ini memang tidak berjualan. Katanya mereka tidak akan berjualan selama tiga hari hingga Rabu (11/9)," kata Heri, pedagang Pasar Beringharjo yang sehari-hari berjualan di samping lapak pedagang tempe di lantai satu pasar itu.
Menurut Heri, beberapa hari lalu rekannya Yanto yang sehari-hari berjualan tempe sudah memberitahu sebagian pelanggan bahwa dia tidak akan berjualan.
"Pada Minggu (8/9), Pak Yanto masih berjualan tempe dan tahu. Hari ini pun masih banyak masyarakat yang datang untuk mencari tempe dan tahu karena tidak tahu ada aksi mogok," katanya.
Abdul Rohman, yang sehari-hari berjualan tahu dan tempe di lantai dua Pasar Beringharjo, juga tidak berdagang hari ini.
Sartini, pedagang sayur yang berjualan di dekat lapak tempe dan tahu Abdul Rohman mengatakan, rekannya akan ikut mogok berdagang hingga Rabu (11/9).
"Minggu (8/9) juga masih berjualan. Banyak juga masyarakat yang kecewa karena tidak bisa mendapat tempe dan tahu," kata Sartini.
Lurah Pasar Beringharjo Timur, Kabul Priyana, mengaku tidak tahu menahu tentang aksi mogok pedagang tempe dan tahu di pasar tersebut.
"Tidak ada pemberitahuan apa-apa dari pedagang. Kemarin pun mereka masih berjualan sehingga kami juga merasa terkejut karena sekarang mereka mogok berdagang," katanya.
Di Pasar Beringharjo sisi timur ada tujuh pedagang tempe dan tahu yang berjualan di lantai satu dan lantai dua pasar.
Atas aksi mogok pedagang tempe dan tahu tersebut, Kabul akan melaporkannya ke Kepala Dinas Pengelolaan Pasar yang kemudian bisa diteruskan ke Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta.
Sementara Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan akan melakukan koordinasi untuk mencari solusi terbaik dari naiknya bahan baku kedelai yang membuat perajin tempe dan tahu kesulitan.
Di Pasar Beringharjo, harga kedelai impor dan lokal naik dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp9.500 per kilogram.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013