London (ANTARA News) - Sekolah Sepak Bola (SBB) Tugu Muda yang mewakili Indonesia di kompetisi tahunan Danone Nations Cup mengakhiri perjuangannya tahun ini satu peringkat di atas tuan rumah Inggris, setelah berkompetisi selama tiga hari di Wembley Stadium, London.
Ketua PPI UK, Haikal Bekti Anggoro kepada ANTARA London, Minggu mengatakan tim Indonesia dalam pertandingan terakhir menentukan posisinya di klasemen di markas Timnas Inggris mendapat dukungan dari para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam PPI UK serta masyarakat Indonesia di Inggris.
Setelah berkompetisi selama tiga hari dari tanggal 5 sampai 7 September, Indonesia berhasil bertengger di posisi delapan, sayangnya, di pertandingan terakhirnya, Indonesia kalah dalam adu penalti dengan tim U12 asal Amerika Serikat, ujar Haikal Bekti Anggoro.
Menurut Haikal, semangat pantang menyerah dari para pemain Indonesia sangat patut di contoh. Dan dalam segi teknik, para pemain memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pemain timnas yang sangat baik di masa yang akan datang.
Pada pertandingan sebelumnya di Surrey, London, Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final setelah mengalahkan Belgia dan Irlandia di fase grup. Indonesia lalu dikalahkan Jerman di pertandingan terakhir di grupnya, namun hasil tersebut tidak mempengaruhi posisi Indonesia sebagai juara grup.
Indonesia lalu mengalahkan Arab Saudi di babak perdelapan final sebelum akhirnya dihentikan Jepang di babak perempat final.
Keluar sebagai juara ketiga di Danone Nations Cup tahun ini adalah tim dari Jepang yang juga menyabet gelar pemain terbaik dan fairplay award.
Pertandingan Sabtu, 7 September di Stadion Wembley merupakan World Final Danone Nations Cup yang menentukan peringkat dari setiap negara dan juga menentukan sang juara, yang akhirnya disabet oleh Perancis setelah mengalahkan Brasil.
World Final kali ini dihadiri oleh legenda sepak bola dunia asal Perancis yang berdarah Aljazair yaitu Zinedine Zidane yang juga merupakan ambassador dari Danone Nations Cup.
Pada pertandingan melawan Amerika Serikat, Indonesia sempat unggul terlebih dahulu pemain bernomor punggung 12. Gol ini disambut dengan meriah oleh lebih dari 50 supporter dari Indonesia yang terus menerus menyanyikan lagu-lagu supporter Indonesia.
Pertandingan berlangsung sangat menarik karena kedua tim saling menyerang. Indonesia berkali-kali berhasil menusuk jantung pertahanan lawan, namun sering dipatahkan pada tendangan terakhir, baik oleh bek maupun kiper Amerika Serikat.
Saat Indonesia asik menyerang, sebuah serangan balik Amerika Serikat hampir saja membobol gawang Indonesia. Untungnya, kiper Indonesia dengan sigap menepis sambil menjatuhkan diri untuk mencegah bola masuk ke sudut gawang.
Namun malang memang tidak bisa ditolak. Dua menit sebelum pertandingan berakhir, kontak badan ringan terjadi di kotak penalti Indonesia dan seorang pemain Amerika Serikat terjatuh.
Wasit pun menunjuk titik putih walaupun para pemain Indonesia memprotesnya dan mengundang teriakan-teriakan dari supporter Indonesia.
Pemain Amerika Serikat sukses mengkonversi penalti menjadi gol dan membawa pertandingan ke adu penalti. Pada pertandingan adu penalti, hanya diberikan dua kali kesempatan untuk setiap tim.
Penendang pertama AS berhasil memasukkan bola. Penendang Indonesia pertama gagal memasukkan bola setelah secara gemilang ditepis kiper Amerika Serikat.
Pada tendangan penentuan, kiper Indonesia secara gemilang menepis tendangan dari pemain AS. Namun sepertinya memang kurang beruntung, wasit meminta penalti diulang karena sesuatu hal. Dan pemain AS berhasil menjebol gawang Indonesia dan memenangi pertandingan.
Para pemain nampak sangat terpukul dengan kekalahan ini, namun supporter Indonesia tanpa henti memberikan apresiasi atas kerja keras pemain Indonesia.
Walaupun kalah dipertandingan terakhirnya, Indonesia tetap finish dengan posisi yang cukup membanggakan satu tingkat di atas negara asal sepakbola, Inggris, demikian Haikal Bekti Anggoro yang mengajak para pelajar menyaksikan pertandingan di Stadium Wembley, London. (ZG)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013