Lebak (ANTARA) - Pekerja pabrik penggilingan padi di Kabupaten Lebak, Banten, kini kembali memproduksi beras karena diberbagai lokasi di daerah ini sudah memasuki musim panen.

"Kami baru hari ini beroperasi lagi untuk memproduksi beras sejak tutup bulan Juni 2023 lalu, karena adanya kemarau panjang," kata Ajun (35) seorang pemilik pabrik penggilingan padi, di Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu.

Penggilingan padi miliknya itu menampung warga yang memanen padi untuk diproduksi beras.

Menurut dia, kebanyakan warga di daerahnya berprofesi petani padi dan jika panen kebanyakan memproduksi beras ke pabrik penggilingannya.

"Kami berharap pabrik penggilingan ini bisa kembali normal memproduksi beras, karena panen bisa berlangsung sampai Agustus," katanya.

Menurut dia, saat ini pemilik pabrik penggilingan padi belum mampu menampung padi dari petani, karena harga gabah kering menembus Rp7.500 sampai R8.000 per kilogram.

Harga gabah kering itu cukup tinggi, sehingga pabrik penggilingan padi hanya menampung produksi beras milik masyarakat saja.

"Kami biasanya menampung gabah, namun kini hanya menggiling padi, dari 10 kilogram dengan pembayaran 1 kilogram beras," katanya.

Mulyadi (55) warga Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku saat ini diwilayahnya sudah musim panen padi dan dia bekerja memproduksi beras untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga.

Bahkan, panen itu mendapat 40 karung gabah kering di lahan sawah seluas 4.000 meter persegi.

"Kami beruntung bisa panen padi dari tanam November 2023," katanya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan saat ini pemilik pabrik penggilingan padi mulai sibuk melakukan produksi beras karena panen padi November 2023 mencapai 13.000 hektare.

Kemungkinan panen di daerah Cibadak berlangsung sampai Juni-Agustus karena dipasok sarana irigasi non teknis juga pompanisasi.

"Kami berharap dengan panen padi itu dapat mengendalikan harga beras di pasaran kembali normal," ujar Deni.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024