Jakarta (ANTARA News) - Jemaah calon haji mendatang masih akan menghadapi musim dingin di Arab Saudi karena musim haji 1427H/2006 akan berlangsung pada Desember 2006-Januari 2007 bertepatan dengan musim dingin. "Tahun ini mereka masih akan menghadapi musim dingin, kecuali musim haji sudah bergeser terus ke bulan Agustus di mana Arab Saudi menghadapi musim panas," kata Direktur Pelayanan Haji dan Umroh, Depag, Zakaria Anshor, di Jakarta, Jumat. Karena itu, ujarnya, masyarakat perlu mempersiapkan diri karena musim dingin Arab Saudi, baik di Jeddah, Mekkah dan Madinah, cukup ekstrem, tidak seperti musim hujan di Indonesia yang tidak dingin. Dengan demikian, seperti juga beberapa tahun lalu, jemaah haji perlu mempersiapkan baju hangat. Musim dingin di Arab Saudi dimulai pada bulan Oktober dan mencapai puncaknya pada bulan Nopember-Desember serta berakhir pada bulan Maret. Musim dingin di Arab Saudi yang bertepatan dengan musim haji, sudah terjadi sejak 1997 dan terus bertepatan hingga musim haji 2014 yang berakibat tidak baik pada kondisi fisik dan mental calon jamaah haji. Musim dingin ini diawali dengan angin yang bertiup kencang disertai badai debu yang pada puncaknya mengakibatkan suhu di kota Makkah dan Madinah dapat mencapai 2 derajat celsius. Sementara itu, musim panas dimulai April dan akan mencapai puncaknya pada bulan Juli-Agustus. Suhu siang hari dapat mencapai 55 derajat celsius disertai angin panas. Selain sangat dingin di musim dingin, udara di Arab Saudi juga sangat kering yang kelembabannya hanya sekitar 30-40 persen dibanding Indonesia yang mencapai 90 persen. Kemungkinan penyakit yang akan timbul akibat musim dingin yang kering tersebut adalah, kulit bersisik disertai gatal, batuk dan pilek, penyakit saluran cerna, gangguan otot dan tulang, mimisan (keluar darah dari hidung), bibir pecah-pecah, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Iklim tersebut dapat memperberat penyakit yang sudah diderita pada jamaah Risiko Tinggi (Risti), jantung, kencing Manis, asma, rematik.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006