Majalengka (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Majalengka, Jawa Barat, sudah menggunakan teknologi automatic weather station (AWS) yang dapat merekam data akurat terkait curah hujan, kecepatan angin sampai kelembaban suhu.

“Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan layanan informasi meteorologi yang dibutuhkan masyarakat,” kata Prakirawan BMKG Kertajati Bayu Satya saat dikonfirmasi di Majalengka, Sabtu.

Ia mengatakan teknologi AWS merupakan instalasi dari banyak sensor yang disatukan, untuk merekam data meteorologi secara otomatis.

Data itu nantinya diubah dalam bentuk informasi yang terintegrasi dengan sistem digital, sehingga petugas BMKG Kertajati dapat melakukan pencatatan soal kondisi cuaca yang dibutuhkan masyarakat.

Baca juga: Sabtu, BMKG prakirakan cuaca di sebagian besar Indonesia berawan

Baca juga: BMKG prakirakan sebagian besar wilayah Sulut berpotensi cuaca ekstrem

“Untuk wilayah kantor kami memang penggunaannya sudah digitalisasi. Jadi, misalkan masyarakat butuh informasi terbaru, kita bisa langsung berikan informasi. Kemudian penyebaran pun sudah sangat cepat,” ujarnya.

Dia menyebut semua informasi yang dihasilkan melalui teknologi AWS, bisa diakses masyarakat lewat aplikasi hingga kanal resmi milik BMKG.

Selain itu, Bayu menjamin seluruh instalasi sensor yang ada di BMKG Kertajati selalu dirawat secara berkala agar pengukuran dan perekaman data meteorologi tetap akurat.

“Jadi memang butuh ekstra perawatan. Setiap harinya teknisi mengontrol ke sini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan berdasarkan perekaman data dari teknologi tersebut diperkirakan selama Februari-April 2024 curah hujan di wilayah Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka akan terus terjadi dengan kategori menengah sampai tinggi.

“Kategori menengah itu curah hujan bisa sampai 100-300 millimeter per bulan. Kemudian untuk kategori tingginya bisa sampai 300-500 milimeter per bulan dan prakiraan curah hujan bersifat normal,” ucapnya.

Bayu menambahkan dari prakiraan saat ini, potensi angin kencang bisa saja terjadi jika mengacu pada perkembangan awan kumulonimbus yang pertumbuhannya terpantau pada waktu menjelang siang dan sore hari.

Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada dan selalu memantau informasi terkini mengenai cuaca, yang dapat diakses melalui aplikasi Informasi BMKG dan layanan lainnya.

“Masyarakat selalu berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan dari perubahan cuaca seperti banjir, tanah longsor, gelombang tinggi, angin kencang serta sambaran kilat dan petir,” ucap dia.*

Baca juga: BMKG prakirakan Februari ini jadi puncak musim hujan di Lampung

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat waspada potensi hujan lebat

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024