"Nanti kita tegur," kata Said Aqil saat memberikan keterangan pers disela rapat pleno PBNU di Kampus Universitas Sains Al Quran, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu.
Berbeda dengan PBNU yang dengan tegas menolak pergelaran Miss World di Indonesia, salah satu badan otonom NU yakni Gerakan Pemuda Ansor justru mendukung acara yang menurut PBNU lebih banyak membawa madharat atau kerugian daripada memberikan manfaat itu.
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid meminta publik tidak terburu-buru memberikan penilaian negatif terhadap ajang Miss World 2013 sebelum memahami isi atau substansi pelaksanaan acara tersebut.
Menurut Nusron kontes Miss World merupakan ajang internasional yang memiliki sisi positif terhadap citra Indonesia di mata dunia serta pengembangan potensi ekonomi, dan investasi dalam negeri.
Sikap berbeda dengan PBNU dalam menyikapi pergelaran Miss World juga diperlihatkan oleh Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), lembaga di jajaran NU yang dipimpin oleh Al Zastrouw.
Zastrouw menilai ajang Miss World merupakan masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi sampai harus turun ke jalan berdemonstrasi.
Menurut dia, umat Islam cukup diimbau untuk tidak menonton acara itu.
Said Aqil menolak mentah-mentah pandangan yang menilai ajang Miss World sebagai alat diplomasi budaya.
Menurut dia, dalam diplomasi budaya seharusnya Indonesia menonjolkan budaya sendiri, bukan budaya yang diimpor dari negara lain.
"Kalau dilomasi budaya, ya budaya kita dong yang kita tonjolkan. Banyak kok budaya kita yang bisa kita bawa keluar, tidak perlu budaya asing. Miss World ini kan budaya asing," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013