Menurut siaran pers dari USAID yang diterima di Jakarta, Jumat, program tersebut diluncurkan untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi tuberkulosis (TB) dan meningkatkan akses terhadap diagnosis dini serta pengobatan yang efektif.
"Atas nama rakyat Amerika, USAID bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, beberapa organisasi dan masyarakat untuk menanggulangi TB," kata Wakil Direktur USAID Derrick Brown.
Program CEPAT dirancang bersama dengan Program TB Nasional dan pelaksanaan oleh tiga organisasi nasional sebagai mitra, yaitu Lembaga Kesehatan Nadhlatul Ulama (LKNU), Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM), dan Keuskupan Timika.
Menurut Derrick, program tersebut akan berupaya meningkatkan pemerataan akses terhadap diagnosis dini dan pengobatan tuberkulosis untuk menyelamatkan jiwa.
Program CEPAT akan berkarya di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Papua Barat.
CEPAT menargetkan kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap TB, seperti masyarakat yang tinggal di daerah kumuh perkotaan, pengungsi dan masyarakat yang berpindah tempat tinggal, tidak memiliki asuransi kesehatan, dan orang dengan kekebalan rendah karena kurang gizi ataupun terinfeksi HIV.
Pada awal tahun ini USAID memberikan pengakuan atas kepemimpinan global Indonesia dalam penanggulangan TB dalam acara yang diselenggarakan di Washington DC dan Jakarta. Indonesia dinilai berada pada jalurnya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium di bidang TB.
Namun, kemajuan itu perlu dipercepat karena Indonesia merupakan salah satu di antara lima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Ada sekitar 450.000 kasus TB baru dan 65.000 kematian terkait TB di Indonesia setiap tahun. (*)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013