Produksi buah yang banyak yang membuat harga yang diterima petani lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya.

Palembang (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Bambang Pramono menyebutkan penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) dipengaruhi stok buah-buahan berlimpah di wilayah ini.

Bambang saat diwawancarai, di Palembang, Kamis, mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP di Sumsel pada bulan Januari 2024 sebesar 109,33 atau mengalami penurunan jika dibandingkan bulan Desember 2023 sebesar 109,55.

Kemudian, NTP menurut subsektor, untuk subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan 0,29 persen dari 102,02 pada Desember 2023 menjadi 102,31, subsektor hortikultura mengalami penurunan 7,35 persen dari 102,39 menjadi 94,86.

Lalu, subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan 0,03 persen dari 112,65 menjadi 112,62, subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,10 persen dari 98,80 menjadi 97,71, dan subsektor perikanan mengalami kenaikan 0,04 persen dari 109.07 menjadi 109,12.

Ia menjelaskan penurunan NTP di Sumsel salah satunya dipengaruhi oleh stok buah-buahan yang melimpah di wilayah ini, sehingga produksi buah yang berlebihan itu cukup mempengaruhi kondisi harga yang diterima oleh petani.

“Produksi buah yang banyak yang membuat harga yang diterima petani lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya,” katanya pula.

Sedangkan, dari sisi subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan itu, karena sejalan dengan harga dari komoditas seperti gabah yang masih bertahan pada kisaran Rp7.000 per kilogram.

“Kemarin dari Kecamatan Muara Telang kami mendapatkan harga gabah itu masih Rp7.000 per kilogram, artinya indeks harga yang diterima masih cukup bagus," kata Bambang pula.
Baca juga: BPS sebut nilai tukar petani di Jambi naik 1,75 persen Januari 2024

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024