Sana`a (ANTARA News) - Pidato Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah, Kamis (3/8), pertanda babak baru eskalasi di Lebanon yang disulut Israel sejak lebih dari tiga pekan lalu menyusul ancaman Hizbullah untuk menghujani ibu kota Tel Aviv dengan ribuan roket.
Sejumlah analis dan media Arab yang dipantau ANTARA News, Jum`at (4/8), menilai bahwa ancaman tersebut telah memindahkan ketakutan ke pihak Israel, karena Hizbullah telah membuktikan, pasukan negeri Yahudi itu bukanlah tentara "yang tak tertaklukkan".
"Perlawanan Hizbullah yang diperlihatkan selama eskalasi Lebanon merupakan contoh yang dapat diadopsi pihak Arab dalam menentukan keseimbangan baru di kawasan Timur tengah,"` antara lain tulis harian independen, Al-Quds Al-Arabi.
Yang menarik lagi, tambah salah satu harian terkemuka Arab itu, perlawanan Hizbullah bukanlah sebagai simbol perlawanan Syiah, namun sudah menyadarkan bangsa Arab dan umat Islam bahwa perlawanan itu merupakan perlawanan umat Islam.
"Dilihat dari sudut strategis, Hizbullah telah menunjukkan contoh yang perlu ditiru Arab saat berhasil memindahkan ketakutan ke pihak Israel dengan hujan roket yang tidak diduga sebelumnya," ujar Abdullah Al-Hourani.
Salah satu pakar strategis Arab itu menambahkan bahwa perlawanan Hizbullah kali ini bukan hanya menimbulkan kerugian jiwa di pihak negeri zionis itu, tapi juga kerugian ekonomi yang besar sekali meskipun Tel Aviv masih menyembunyikannya.
"Korban jiwa, kerugian materi karena banyak pabrik yang berhenti berproduksi, bangunan dan instalasi vital juga hancur di samping kebakaran perkebunan dan pertanian Israel yang menimbulkan kerugian materi besar," tandasnya.
Sheikh Nasrallah, Kamis menegaskan bahwa pihaknya akan membalas serangan ke Beirut dengan hujan roket ke Tel Aviv dan menolak penghentian gencatan senjata dengan syarat yang ditetapkan Israel.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006