Kerugian terjadi meski pemicu positif lain dari Wall Street, dengan para ekonom memperkirakan kenaikan secara sehat dalam data pekerjaan AS akan memberikan Federal Reserve AS alasan lain untuk mulai mengurangi program stimulus yang besar.
Tokyo turun 1,11 persen, Sydney turun 0,39 persen dan Hong Kong datar, sementara Seoul 0,10 persen lebih tinggi dan Shanghai menguat 0,10 persen.
Profit taking juga membatasi pembelian pada akhir pekan yang kuat untuk pasar global didorong oleh data manufaktur yang sehat dari China, Eropa dan Amerika Serikat.
Para analis mengatakan data non-farm payrolls AS kemungkinan akan memainkan peran besar dalam langkah Fed selanjutnya.
Negara-negara berkembang yang diuntungkan dari kemurahan bank sentral AS - yang menyebabkan rekor tingkat bunga rendah di dalam negeri - telah melihat pasar saham mereka dan mata uang menurun dalam beberapa pekan terakhir karena orang asing memulangkan uang mereka .
"Laporan pekerjaan malam ini adalah sangat penting dalam membantu Federal Reserve AS memutuskan apakah mengurangi stimulus atau tidak (pertemuan kebijakan berikutnya) akhir bulan ini," kata Tim Radford , analis global pada Rivkin.
Indeks Dow naik 0,04 persen, S & P 500 naik 0,12 persen dan Nasdaq pada posisi 0,27 persen .
Radford menambahkan : "Terlepas dari data (pekerjaan AS) hasil ... di mana seharusnya menjadi cukup membingungkan pasar setelah rilis data."
Bursa Tokyo, yang telah menguat sekitar lima persen minggu ini , tergelincir karena yen "rebound" terhadap dolar.
Sementara greenback, yang pada Kamis menembus di atas 100 yen untuk pertama kalinya sejak Juli, merosot menjadi 99,80 yen pada awal perdagangan, dibandingkan dengan 100,12 yen pada penutupan di New York.
Euro dibeli 1,3121 dolar dan 131,00 yen dibandingkan dengan 1,3117 dolar dan 131,35 yen.
Di pasar minyak, kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 17 sen menjadi 108,20 dolar per barel, sementara Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 14 sen ke posisi 115,12 dolar.
Emas 1.371,77 dolar per ounce pada 0100 GMT, naik dari 1.395,70 dolar pada penutupan Kamis.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013