Depok (ANTARA News) - Pencemaran Sungai Ciliwung kian parah akibat limbah yang diduga berasal dari pabrik dan tempat usaha di sekitar sungai di Kota Depok, Jawa Barat.
Penelusuran Antara selama dua jam dengan menggunakan perahu karet bersama dengan pemerintah daerah setempat dan Komunitas Ciliwung menemukan bahwa sungai tidak hanya dicemari tumpukan sampah, tapi juga limbah sisa pabrik dan juga limbah dari warga.
Ditemukan pula urukan tanah hingga mendekati bibir sungai di sebuah perumahan elit. Kondisi itu membuat bibir sungai rawan longsor dan membahayakan masyarakat.
Limbah yang ditemukan terdiri dari limbah sisa pabrik tahu, meubel (furniture) hingga limbah rumah tangga.
"Perumahan ini sudah beberapa kali kami peringatkan tetapi tetap membandel," kata Kepala Bidang Pengawasan BLH Depok Sarwi Amanulah.
Dikatakannya hasil temuan ini akan segera dikoordinasikannya pada sejumlah dinas terkait untuk dapat melakukan tindakan tegas.
Sarwi mengatakan tak hanya menimbulkan bau tak sedap, limbah yang ada juga diyakini telah merusak ekosistem alam yang ada disekitarnya.
Koordinator Komunitas Ciliwung, Taufik, mengatakan perlu adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap kondisi ini. Sebab, jika tak mendapat perhatian serius maka bukan tidak mungkin Sungai Ciliwung akan beralih fungsi hingga bisa menimbulkan bencana alam.
Ia mengatakan tumpukan sampah dan limbah salah satu pabrik beberapa bulan lalu hanya mencapai lima meter namun kini sudah mencapi sepuluh meter lebih. Parahnya lagi, banyak perumahan baru yang dibangun telah merusak hutan di bantaran kali.
Ketua Komisi C DPRD Kota Depok Enty Sukarti mengatakan Pemerintah Kota Depok dapat memperhatikan hal tersebut agar Sungai Ciliwung tetap dapat terjaga keaslian alamnya.
"Limbah-limbah pabrik yang dibuang ke Sungai Ciliwung harus segera dicegah," katanya.
Menurut dia kalau pabrik tersebut memepunyai skal besar maka pemda bisa mendesak untuk membuta pengolahan limbah yang sesuai dengan atauran ayang ada sehingga tak mencemari Usngai Ciliwung tersebut.
"Tapi kalau skala UKM bisa dibantu dibuatkan pengolahan limbahnya," katanya.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013