Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Illiza Saaduddin Djamal menyebutkan bahwa pihaknya terus bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk memperkuat peran perempuan demi merawat budaya di Provinsi Aceh.

"Merawat budaya di perempuan Aceh ini, kita punya payung organisasi bernama Balai Syura Ureung Inong Aceh, mereka duduk sepakat bersama, termasuk saya saat jadi Wali Kota Banda Aceh, punya inisiasi membangun Balai Inong, ada pusat pengembangan perempuan di sana," kata Illiza di Kota Banda Aceh, Rabu.

Illiza menyampaikan hal tersebut pada acara "Sosialisasi implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat berbasis kebudayaan" di Kota Banda Aceh bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.

Ia menyebutkan, saat dirinya menjadi wali kota, inisiatif membangun Balai Inong tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, mulai dari berbicara di depan umum hingga kemandirian ekonomi.

"Dari balai-balai tersebut, mereka berkumpul untuk mengembangkan berbagai kemampuan, mulai dari public speaking, skill untuk kemandirian ekonomi, mereka berkumpul, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan, karena balai tersebut merupakan gabungan dari organisasi-organisasi di desa," ujar dia.

Baca juga: Rumah BUMN Aceh inisiasi pelatihan untuk 118 UMKM perempuan

Ia mengemukakan, dari segi pembangunan kebudayaan di Banda Aceh, pihaknya secara konsisten melakukan bimbingan teknis dengan para pelaku budaya.

"Sebetulnya program kami banyak, dari kebudayaan utamanya, kita memang selalu dalam bentuk bimbingan teknis dengan para pelaku budaya, kemudian pengelolaan museum, dan pembahasan tentang Lamuri, bagaimana untuk terus merawat dan mengembangkan cagar budaya Islam tertua di Asia Tenggara tersebut," ucapnya.

Selain itu, ia menambahkan pihaknya juga terus bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengedukasi masyarakat agar mencintai budaya kita sendiri.

"Kita minta agar kementerian memberikan seruan kepada masyarakat untuk benar-benar memperhatikan situs-situs peninggalan bersejarah, bagaimana menjaganya. Di Banda Aceh kita juga memiliki Kampung Pande, itu sudah punya dana insentif daerah untuk pembangunan museum di sana," tuturnya.

Menurutnya, dengan pembangunan museum-museum tersebut, maka masyarakat bisa dengan mudah menyerahkan aset tanahnya ke pemerintah untuk dikelola, yang nantinya juga akan melibatkan masyarakat, termasuk para perempuan untuk menjadi pelaku demi memacu pertumbuhan ekonomi.

"Pemberdayaan perempuan untuk merawat kebudayaan itu poin pentingnya, kita sebagai perempuan itu mesti lebih cerdas, karena perempuan adalah tiang negara, kalau perempuan kuat maka kuatlah negara ini," papar Illiza.

"Yang harus betul-betul kita didik itu perempuannya, karena kalau perempuan pintar, otomatis anaknya juga lahir cerdas, dia tahu bagaimana mengelola keuangan dan menurunkan angka kemiskinan," imbuhnya.

Untuk itu, ia menekankan agar setiap pembangunan di bidang kebudayaan selalu melibatkan dan mengarusutamakan perempuan sebagai pelaku demi menyambut Indonesia Emas 2045 dimana seluruh masyarakatnya tidak hanya cerdas secara pengetahuan, tetapi juga menjadi generasi yang bermoral dan berbasis kebudayaan.

Baca juga: Nina Kurnia Dewi: Kepemimpinan perempuan bawa kemajuan bangsa

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024