Lebih banyak pembuluh darah yang rileks maka ereksi lebih mudah dilakukan"
Jakarta (ANTARA News) - Ahli urolog dari Rumah Sakit Asri Dr. dr. Nur Rasyid, SpU, menyebutkan kini penderita disfungsi ereksi (DE) mempunyai harapan bisa sembuh tanpa mengkonsumsi obat-obatan.
"Dengan teknologi terbaru menggunakan terapi gelombang kejut (shockwave), sekarang pasien DE bisa sembuh tanpa minum obat atau operasi," kata Nur Rasyid di Jakarta, Kamis.
Terapi gelombang kejut berintensitas rendah atau "Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT) terinspirasi dari gelombang yang dihasilkan pesawat berkecepatan supersonik saat menembus udara.
"Terapi gelombang kejut itu sudah diterapkan pada pengobatan modern seperti untuk menghancurkan batu ginjal dan membentuk pembuluh darah baru pada pasien penyakit jantung," kata Nur Rasyid.
Kini, dengan kekuatan 1/10 dari yang digunakan untuk pasien jantung, terapi gelombang kejut sudah bisa diterapkan pada pasien DE.
Cara kerja terapi ini pada dasarnya dilakukan dengan penembakan yang menimbulkan shear stress untuk menstimulasi terbentuknya stem sel guna membentuk pembuluh darah baru.
Untuk bisa ereksi, pembuluh darah harus bisa relaksasi agar dapat mengalirkan lebih banyak darah ke batang penis.
"Lebih banyak pembuluh darah yang rileks maka ereksi lebih mudah dilakukan," katanya.
Teknologi itu baru dikenalkan di Indonesia sekitar satu tahunan dan diklaim efektif mengobati DE tanpa efek samping dan tanpa rasa nyeri.
Terapi ini dibandrol Rp30 juta untuk 12 sesi selama sembilan minggu.
Tiga minggu pertama dilakukan penembakan dua kali seminggu dengan durasi masing-masing 20 menitan. Tiga minggu kedua istirahat, dan tiga minggu selanjutnya dilakukan penembakan lagi.
Berdasarkan penelitian, keberhasilan terapi ini dapat bertahan hingga dua tahun.
"Kalau setelah sembuh pasien tidak lagi memperhatikan kondisi kesehatan dan jarang olah raga maka kemampuan ereksinya bisa berkurang lagi," demikian Nur Rasyid.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013