"Setiap ada ruko baru, maka ada pula swalayan mini, ini tentu mengancam pendapatan warga yang duluan membuka warung," kata Syafnil (53), pemilik warung di Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, keberadaan swalayan mini itu dapat menurunkan laba pedagang tradisional yang hanya mengandalkan pembeli warga setempat atau yang melintas.
"Lihat berapa banyak swalayan mini tumbuh di jalan Pemuda dan belum lagi di lokasi lain. Seharusnya aparat berwenang di Pemkot Pekanbaru tidak asal saja mengeluarkan izin swalayan mini sehingga berdampak terhadap warga sekitar," katanya.
Keberadaan swalayan mini hampir merata pada semua jalan di Kota Pekanbaru, karena izinnya tidak dibatasi petugas berwenang. Bahkan swalayan mini itu ada yang beroperasi hingga larut malam sehingga pedagang kecil sekitarnya kesulitan untuk bersaing.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT di tempat terpisah mengatakan pihaknya akan mengevaluasi perizinan swalayan mini.
Menurut dia, memang ada protes dari warga soal itu, tapi diupayakan ada pembatasan lokasi dan jadwal operasi agar tidak saling mematikan dalam berusaha.
Beberapa waktu lalu sejumlah pedagang di Tenayan Raya dan Marpoyan Damai melakukan protes keberadaan swalayan mini di daerah mereka karena dapat mematikan usaha padahal mereka lebih duluan membangun kios.
Pewarta: Adityawanman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013