Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mengatakan penguatan hilirisasi pangan dan minerba mendukung pertumbuhan dan ekonomi inklusif.

"Hilirisasi pangan kita lakukan dengan tujuan yang pertama tentunya menjaga ketahanan pangan. Itu artinya kita akan menjaga inflasi," kata Aida dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu.

Kebijakan hilirisasi pangan dan minerba merupakan langkah strategis untuk memperkuat upaya meningkatkan nilai tambah dan produktivitas serta mendukung stabilitas perekonomian.

Selain menjaga ketahanan pangan, Aida menuturkan hilirisasi pangan juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas industri makanan dan minuman, dan menambah penyerapan tenaga kerja.

Strategi penguatan hilirisasi pangan diarahkan untuk menjaga stabilitas harga, mendukung pertumbuhan, mendorong ekonomi makin inklusif melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian menyerap 30 persen dari tenaga kerja.

Hilirisasi pangan difokuskan pada tujuh komoditas dengan kriteria komoditas yang dapat menjaga inflasi, memiliki dampak pengganda besar, berdaya saing dan bisa menyerap tenaga kerja.

Tujuh komoditas tersebut adalah beras, aneka cabai, bawang, perikanan, gula, crude palm oil (CPO) dan rumput laut.

Di samping itu, hilirisasi minerba diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan peningkatan nilai tambah dan produktivitas. Hilirisasi dilakukan pada logam-logam utama Indonesia seperti nikel, bauksit, tembaga dan timah.

Kebijakan penguatan strategi dilakukan pada tiga aspek, yakni perbaikan faktor produksi, penguatan aspek pengaturan dan kelembagaan, dan penguatan kerja sama perdagangan dan promosi.

"Kita harus memastikan produk-produk turunannya mempunyai keunggulan sehingga kita bisa masuk ke dalam global value chain," ujarnya.

Menurut Aida, produk-produk turunan tersebut juga harus mempunyai rantai produksi di daerah-daerah (local value chain).

Untuk mendukung penguatan hilirisasi tersebut, maka berbagai macam permasalahan terkait infrastruktur, teknologi, izin dan AMDAL perlu diatasi bersama.

Hingga saat ini, 43 persen pelabuhan berada di Pulau Jawa, dan 90 persen armada perikanan didominasi kapal milik nelayan kecil.

Selain itu, pembiayaan juga perlu terus digulirkan kepada sektor-sektor hilirisasi untuk bisa mendukung percepatan hilirisasi, dan membantu pemasaran produk-produk hasil hilirisasi.

Baca juga: Hipmi siap perkuat hilirisasi pertanian untuk dukung produksi nasional
Baca juga: Kemenperin pacu pengembangan industri hilir olahan kakao
Baca juga: Bapanas jaga daya ungkit komoditas pangan dengan hilirisasi produk

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024